Mohon tunggu...
M. Mahrus Afif
M. Mahrus Afif Mohon Tunggu... -

Sekali hidup, Selamanya berarti

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Permainan Gobak Sodor dan Kecerdasan Interpersonal Anak

19 Februari 2016   16:16 Diperbarui: 19 Februari 2016   16:23 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Seiring dengan perkembangan jaman, model dan jenis permainan anak semakin beragam, terlebih dalam permainan elektronik.  Permainan ini sangat mudah untuk didapatkan, entah itu dari warnet, Laptop maupun gadget yang di dalamnya telah diinstal dengan berbagai aplikasi game.  Banyak anak-anak yang sampai lupa waktu karena terlalu asik bermain, bahkan ada juga yang sudah ketagihan dalam bermain game. Hal ini tidak hanya dialami oleh anak-anak saja, namun banyak juga orang dewasa yang mengalami hal serupa.

Kemajuan industri game ini juga telah menggeser permainan tradisional. Kini sudah jarang sekali kita menemukan anak-anak memainkan permainan tradisional. Permainan tradisional menjadi sesuatu yang dianggap kuno oleh masyarakat begitu juga anak-anak. Hasil wawancara dengan Syaiful Arif S.PdI. Ia adalah salah satu guru sekolah dasar dan menengah, di Malang. Ia mengungkapkan bahwa “sudah jarang sekali saya menjumpai anak-anak memainkan permainan tradisional, terlebih di kota. Berbeda dengan jaman waktu saya masih kecil dulu, bahkan hingga saya SMA saya dan teman-teman masih suka bermain permainan tradisional”.

Permainan tradisional maupun elektronik memiliki karakter yang berbeda, entah itu dalam hal aplikasi maupun dampak yang ditimbulkan. Permainan modern biasanya berupa aplikasi game yang dimainkan dengan alat elektronik, sedangkan permainan tradisional merupakan permaianan yang diwariskan oleh nenek moyang. Permainan tradisional biasanya menggunakan alat-alat yang sederhana, seperti dari bahan kayu, batu, atau biji-bijian, atau barang bekas. Namun, ada juga permainan tradisional yang tanpa menggunakan alat apapun.

Ketika seorang anak bermain permainan tradisional, semua faktor dalam diri anak berfungsi, baik itu faktor kognisi, afeksi, dan psikomotor. Seperti contoh, Untuk dapat bermain “kekean” atau gangsing, mereka harus membuat alat-alatnyanya terlebih dahulu, seperti menyiapkan kayu, membentuknya menjadi gangsing dan menganyam tali. Tidak hanya itu setelah alatnya siap mereka masih harus mencari teman untuk dijadikan lawan bermain. Dalam proses permainan mereka juga membuat dan menentukan peraturan sendiri yang nantinya akan dijalankan bersama. Proses interaksi secara langsung dengan teman-temannya menjadi wadah dalam melatih kecakapan sosial anak.

Kecerdasan Interpersonal memiliki peranan penting bagi kehidupan, seperti halnya dengan kecerdasan lainnya yang perlu diberi kesempatan dan adanya rangsangan oleh lingkungan untuk dapat berkembang. Herawati (2006) berpendapat bahwa perkembangan keterampilan sosial yang baik merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial, dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi, meleburkan diri menjadi satu kesatuan dan saling berkomunikasi serta bekerjasama. 

Pada dasarnya permainan baik yang bermuatan budaya lokal atau modern, bertujuan untuk membawa anak pada keceriaan dan kegembiraan atau rekreatif. Dengan demikian, pemilihan permainan untuk anak patutu untuk dipertimbangkan. Permaian yang berpotensi nilai edukatif dapat menjadi pilihan yang tepat dalam proses perkembangan anak.

Masa kanak-kanak merupakan masa penting dalam proses perkembangan individu. Pada masa ini juga dianggap sebagai masa perkembangan kritis. Artinya segala sikap, kebiasaan, dan pola perilaku yang dibentuk pada saat kanak-kanak akan berpengaruh terhadap masa perkembangan selanjutnya. Penyesuaian diri terhadap pribadi maupun lingkungan sosial sangat penting dan perlu mendapat perhatian bagi semua pihak, baik orang tua, pendidik maupun masyarakat.

Pergeseran dari permainan tradisional menuju ke permainan modern ini menjadi suatu fenomena yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Terlebih bagaimana pengaruh permainan tradisional terhadap kecerdasan interpersonal anak. dengan demikian kami berkeinginan untuk melakukan penelitian ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun