Mohon tunggu...
Mahlica Sarge
Mahlica Sarge Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Belajar itu butuh proses karena apa yang ingin dilakukan perlu usaha dan kerja keras

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Islam Agama Cinta Damai

21 Maret 2024   10:33 Diperbarui: 21 Maret 2024   10:54 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada dasarnya agama itu adalah Agama adalah serangkaian keyakinan, praktik, dan nilai yang menghubungkan manusia dengan sesuatu yang dianggap suci atau ilahi. Ini dapat mencakup keyakinan tentang asal-usul, makna, dan tujuan hidup, serta aturan etika dan moral yang membimbing perilaku individu dalam masyarakat. Agama dapat berbeda-beda di seluruh dunia dan memiliki beragam bentuk, termasuk agama-agama besar seperti Kristen, Islam, Hindu, Buddha, dan Yahudi, serta berbagai agama-agama kecil atau kepercayaan tradisional. Agama juga dapat menjadi sumber kedamaian, kenyamanan spiritual, dan komunitas bagi banyak orang.

Lantas kenapa kita harus beragama? kita kita memeluk agama Islam tetapi tidak tahu tujuan kita menganut agama Islam.Manusia dimuka bumi diturunkan Allah SWT sebagai khalifah untuk menyembah, beribadah kepada Allah. Tujuan beragama yaitu pertama, karena agama itu merupakan sumber moral. Kedua agama srbagai sumber kebenaran. Ketiga, agama sebagai sumber informasi tetap masalah metafisika. Ke empat karena agama merupakan memeberikan bimbingan rohani bagi manusia baik dikala suka maupun duka. Kelima , manusia sejak lahir di dunia ini dalam keadaan yang lemah, tak berdaya serta tidak mengetahui apa-apa . Itulah sebabnya dalam keadaan apapun manusia butuh agama, karena tanpa agama hidup tidak berarti, kita tidak mengetahui kemana arah dan tujuan kita sebagai manusia.

Islam adalah agama yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW. lewat perantara Malaikat Jibril dengan tujuan mengarahkan dan membimbing manusia agar menjadi makhluk Allah SWT. yang bahagia dunia dan akhirat. Ajaran Islam itu mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, baik ibadah maupun muamalah dalam arti luas. Islam tidak membedakan urusan dunia dan akhirat karena dunia dalam pandangan Islam adalah tempat menanam (mazraah) yang hasilnya akan diunduh di akhirat kelak. Kebahagiaan manusia dunia dan akhirat menjadi tujuan utama umat Islam. Oleh karena itu, hal-hal yang merusak kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat ditolak dalam Islam. Kebahagiaan manusia diukur dari semua aspek, baik ibadah, sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Untuk mewujudkan kebahagiaan tersebut, Nabi Muhammad Saw. Dalam berdakwah menghindari cara-cara kekerasan dan pemaksaan kehendak, karena hal tersebut menyakiti dan mencederai fithrah manusia yang mencintai kelembutan, kesantunan, kasih sayang, dan tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Dakwah yang dilakukan dengan jalan kekerasan dan pemaksaan, apalagi dengan cara radikal, teror, dan intimidasi akan membuat manusia lari dari Islam.

Banyak isu-isu yang terjadi di Indonesia dimana anak-anak muda sekarang membom dan akhirnya mengatas namakan Islam,sehingga sebuah kesan atau pendapat bahwa saya Islam itu bukan agama damai, Islam itu penuh dengan teroris aatau tindak kejahatan dalam pengusakan fasilitas yang berdamfak timbulnya rasa takut  mengarah pada terbunuhnya manusia. Dari banyaknya isu-isu ini janganlah termakan dengan isu-masalah itu dan pada akhirnya kita sendirilah yang akan terpecah belah satu sama Lain.

Agama Islam yang kita yakini kebenarannya itu harus kita jadikan agama yang mempersatukan bangsa Indonesia, karena adanya nilai-nilai nasionalisme- patriotism yang ada adalam agama Islam itu harusnya digali,dikembangkan dan disosialisasikan secara intensif kepada seluruh umat Islam supaya mereka bisa mencintai bangsanya dan berjuang untuk kemjuan. Jangan sampai sebaliaknya agama yang kita yakini dan anut justru menjadi pemecah belah umat Islam. Di Indonesia, semua umat beragama mempunyai kebebasan dalam menjalankan agamnaya tanpa ada penghalang dari Negara.Inilah yang harus disosialisasikan untuk menghindari pemkiran yang ekstim dan fanatic.

Tidak sedikit orang atau kelompok yang menganggap bahwa sanya kenyakinan sendirilah yang paling benar dalam  memahami agama dan bahkan siap mengorbankan  nyawa sekalipun demi mempertahankan  keyakinannya. Fenomena ini menunjukkan bahwa  pemahaman aqidah keberagamaan baik secara  internal maupun eksternal seringkali dipahami secara  tekstual dan sempit. Hal ini menunjukkan lemahnya sikap ukhuwah islamiyah dan toleransi beragama yang mengakibatkan fanatisme dan primordialisme kelompok yang cendrung buta. Kita sendiri mengetahui bahwa sanya fanatisme itu adalah kecendrungan fanatic yang kuat terhadap suatu kenyakinan atau idiologi, tanpa mempertimbangkan argumen dan sudut pandang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun