Mohon tunggu...
Mahir Martin
Mahir Martin Mohon Tunggu... Guru - Guru, Aktivis dan Pemerhati Pendidikan

Penulis: Satu Tahun Pembelajaran Daring, Dirayakan atau Disesali? (Penerbit Deepublish, 2021); Hikmah Pandemi Covid-19 Relevan Sepanjang Masa (Guepedia, 2021); Catatan dari Balik Gerbang Sekolah untuk Para Guru (Guepedia, 2022); Motto: Reflection Notes: Ambil hikmahnya...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Akar Kesuksesan

25 Januari 2021   10:35 Diperbarui: 25 Januari 2021   10:53 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (DOK KOMPAS/DIDIE SW) 

"Seorang siswa yang sukses adalah siswa yang mampu menggunakan pengalamannya dalam belajar untuk melakukan perubahan dalam hidupnya ke arah yang lebih baik." Itu kira-kira kesimpulan saya ketika membaca buku What the Best College Students Do karya Ken Bain[1].

Menurut Bain siswa yang sukses tidak memiliki tujuan untuk mendapatkan nilai yang baik atau sekedar lulus sekolah, tetapi siswa yang mampu mengejar pengembangan kekuatan dinamis dari pikiran (development of the dynamic power of mind).

Ya, kekuatan dinamis dari pikiran itulah yang menjadi akar kesuksesan. Layaknya sebuah akar pada tumbuhan, hal itu memiliki peran yang sangat krusial pada tumbuhan kesuksesan. Akar yang kuat tidak akan mudah menggoyahkan tumbuhan. Begitu juga akar kesuksesan berfungsi sebagai pondasi yang akan menentukan kekuatan entitas yang dibangun di atasnya. 

Dalam konteks pendidikan, salah satu indikator kesuksesan siswa adalah nilai yang baik. Namun sayangnya, nilai yang baik tidak benar-benar menentukan kemampuan siswa. Betapa banyak siswa yang mendapatkan nilai yang baik di sekolah tidak menjadi lebih produktif dibandingkan siswa lain yang mendapatkan nilai di bawahnya.

Pada saat itu nilai tidak menjadi sesuatu yang relevan. Ini disebabkan karena nilai tidak selalu menunjukkan pemahaman siswa. Seorang siswa yang mendapatkan nilai yang bagus, tidak selalu berarti bahwa dia memiliki pemahaman yang baik. Apalagi jika nilai bagus tersebut didapat dengan cara instan, tanpa proses yang baik dan benar.

Yang lebih penting daripada sekedar nilai adalah bagaimana seorang siswa bisa melakukan antisipasi akan apa yang bisa dilakukan dengan menggunakan pemahaman yang didapatnya atau kekuatan dinamis pikiran yang dimilikinya. Artinya, siswa seharusnya mampu berpikir bagaimana implikasi dan aplikasi dari apa yang dipelajarinya di sekolah.

Lantas, bagaimana bisa melakukan itu semua? Setidaknya ada 3 kerangka berpikir (framework) yang perlu diperhatikan siswa untuk menjadi siswa yang sukses. Ketiga framework inilah yang akan menjadi akar kesuksesan.

Pertama, siswa harus mengenali dirinya dan kemampuan yang ada dalam dirinya (knowing yourself and your ability). Dalam hal ini, mereka perlu mengetahui apa kekurangan dan kelebihan yang ada dalam dirinya. 

Dalam teori berpikir kognitif, hal ini disebut dengan metakognitif. Artinya, pengetahuan tentang kognisi dan bagaimana mengontrolnya dengan menggunakan self-monitoring, self-representation, dan proses self-regulation. Semuanya ini terintegrasi di dalam komponen pikiran manusia.

Mengetahui kelebihan diri itu penting karena setiap orang itu unik. Setiap orang akan memiliki keunggulan berbeda-beda yang akan bisa digunakan untuk menunjang kemampuannya dalam belajar. Di sini siswa diharapkan mampu memahami gaya belajar (learning style) yang paling cocok dengan dirinya. Setelah itu menggunakan gaya belajarnya dengan tepat ketika belajar di sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun