Mohon tunggu...
Mahfud Nurcholis
Mahfud Nurcholis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PWK UNEJ

saya menulis anda membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pujahito Menjadi Harapan Besar Masyarakat

21 September 2022   23:59 Diperbarui: 22 September 2022   08:09 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kabupaten Nganjuk kembali munculkan alternatif baru dalam mengembangkan perekonomian rakyatnya, kota kecil tapi tidak pernah kehabisan ide. Di bawah pimpinan Bupati baru yaitu Plt Bupati Marhaen Djumadi banyak inovasi atau trobosan guna memperbaharui Kabupaten Nganjuk agar lebih tertata dan berwarna, baik dalam bidang pertanian, perdagangan maupun pariwisata.

Pembaharuan Pujahito salah satunya, Apa itu pujahito? Pujahito adalah kepanjangan dari Pusat Jajan Hiburan dan Pertokoan. Pujahito sendiri dulunya adalah terminal bus Kabupaten Nganjuk yang sekarang sudah tidak aktif karena dipindah ke tempat yang baru. Pemilihan nama Pujahito bukan sembarangan dan tanpa alasan. Karena terminal lama Nganjuk dulu pernah dipergunakan sebagai areal pertokoan, dimana didalamnya menyediakan berbagai barang yang dijual di toko-toko seperti makanan, jajanan, minuman, dll.

Sekitar 10 tahun sudah Pujahito ditutup, alasan utama dari penutupan Pujahito adalah semakin sepi konsumen yang mengunjunginya. Sekarang yang tampak disana hanyalah sebuah bangunan terminal yang terbengkalai dan beberapa pedagang kaki lima seperti bakso, nasi pecel, lontong sayur di bagian teras depan dari Pujahito.
Pemkab berencana tidak menggunakan dana Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Nganjuk untuk menghidupkan kembali Pujahito. Namun, pemkab ingin nantinya Pujahito dapat dikelola oleh para pengusaha lokal, mirip dengan Taman Rekreasi Anjuk Ladang (TRAL)

Pengusahasa lokal bisa dipastikan akan tertarik dengan Pujahito, karena letaknya yang sangat strategis, terdapat di Jalan Raya Nganjuk-Madiun, dekat dengan alun-alun dan stasiun Nganjuk. Akan tetapi, karena pengelolaannya dengan pihak ketiga harus dirundingkan terlebih dahulu dengan semua pihak yang terkait, agar nantinya tidak muncul persoalan, Pemerintah Kabupaten Nganjuk tidak dirugikan sama sekali dan masyarakat dapat menikmati Pujahito versi baru.

Pemkab telah memiliki beberapa rencana terkait revitalisasi kawasan tersebut, sayangnya tidak mudah untuk mengubah Pujahito. Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk dapat menghidupkan kembali areal Pujahito. Mulai dari penataan pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sana. Diharapkan para PKL bersedia untuk direlokasi ke tempat baru, sehingga proyek dapat berjalan sesuai target dan para PKL tetap bisa mendapatkan penghasilan.

Konsep lama yang diusung untuk Pujahito adalah sinkronisasi pasar tradisional dan modern. Tetapi jika dipakai di era sekarang pemkab belum tahu apakah masih cocok sedangkan konsep tersebut sudah lama. Pujahito adalah etalase kota angin dan kalau dibiarkan terbengkalai seperti itu akan membuat kesan kurang bagus pada kota Nganjuk.

Ada kabar bahwa Pujahito akan dubah menjadi panggung bioskop karena di Kabupaten Nganjuk sendiri hanya terdapat satu bioskop yang letaknya jauh dari pusat kota. Akan tetapi, jika ingin menjadikan Pujahito sebuah bioskop harus didampingi dengan mall, pusat hiburan dan makanan yang satu gedung dengan bioskop itu sendiri. Karena masyarakat nantinya bisa mencari lapangan pekerjaan disitu, intinya agar lebih bermanfaat bagi ekonomi masyarakat sekitar.

Apa dampak terbesar Pujahito untuk perekonomiannya jika bisa terevitalisasi?

Pujahito sendiri termasuk kedalam pengembangan ekonomi di sektor pariwisata,mengapa demikian? Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor berbasis jasa yang potensial dan strategis dalam pengembangan perekonomian nasional dan daerah. Selain itu di Pujahito nantinya juga terdapat dua aspek utama yaitu pengunjung sebagai pelaku wisata dan para pengusaha sebagai penyedia jasa/ layanan.

Di atas tadi dijelaskan bahwa pemerintah Kabupaten Nganjuk tidak akan menggunakan APBD untuk merealisasikan Pujahito, tetapi dengan menggandeng pengusaha lokal untuk berinvestasi disitu. Dengan ini sangat bermanfaat karena yang pertama pemerintah kabupaten tidak perlu mengeluarkan anggaran sehingga menghemat devisa, sedangkan yang kedua adalah terbantunya para pengusaha lokal untuk mengembangkan usahanya. Tetapi kelemahannya adalah para pengusaha lokal harus menyiapkan modal yang besar yang nantinya akan kembali berlipat ganda saat sudah terwujud.

Tidak hanya sampai disitu, apabila Pujahito benar-benar berubah menjadi kawasan mall dan bioskop banyak masyarakat yang terbantu. Jika kita lihat tingkat pengangguran di Kabupaten Nganjuk masih sangat tinggi. Itu semua disebabkan oleh beragam hal, pertama kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di kota Nganjuk. Kemudian bangkrutnya para pelaku UKM dikarenakan sepi pembeli dan akhirnya merugi karena tidak punya modal lagi untuk membuka kembali usahanya. Yang ketiga minimnya pendidikan yang disebabkan oleh faktor biaya sehingga kebanyakan hanya sampai ke jenjang SMA, terlebih lagi di Nganjuk didominasi oleh universitas swasta yang biaya perkuliahannya cukup mahal. Kemudian yang terakhir adalah tidak ada keinginan untuk bekerja dari masyarakat itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun