Berikutnya pilah-pilah kembali kebutuhan mana yang bisa dihapus atau disesuaikan. Mungkin porsi ataupun jenis makanan janganlah terlalu berlebihan.
Karena selama bulan puasa sebenarnya jatah makan berkurang. Pengeluaran makan di siang hari sudah tidak ada lagi. Jika pos uang makan membengkak segera sesuaikan.
Terkadang nafsu kita membuat keinginan untuk makan saat berbuka dan sahur berlebihan. Padahal sebenarnya bulan ini adalah saatnya belajar mengekang segala keinginan. Karena Islam mengajarkan agar berhenti makan sebelum kenyang.
Usahakan pos-pos pengeluaran sama seperti di luar bulan puasa agar pendapatan mencukupi. Keinginan membeli baju baru dapat dihilangkan. Kebetulan mudik juga dilarang jadi pasti pos ini tidak lagi memberatkan.
Jika ternyata pendapatan masih belum mencukupi. Karena adanya selisih harga beli selama ramadan ataupun pengeluaran penting yang tidak bisa dihilangkan. Silakan lanjut ke tip berikutnya.
Mencari Penghasilan Tambahan
Bulan puasa sebenarnya juga adalah waktunya Allah menebarkan rezeki bagi sebagian orang.
Hampir semua pedagang di bulan Ramadan mengakui omzet yang didapat meningkat. Ada yang sampai dua hingga tiga kali lipat dari hari biasanya.
Di sebuah tayangan televisi sempat terungkap. Untuk tahun ini walau dalam situasi pandemi ternyata ada pedagang makanan yang pendapatannya meningkat hingga lima kali lipat.
Realita ini dapat dimanfaatkan oleh kita untuk mencoba berjualan. Dari mulai pakaian, makanan atau minuman untuk menambah pendapatan.
Ingat jangan pernah pesimis dengan situasi yang ada. Jika orang lain bisa mendapatkan lebih. Maka pasti ada walaupun sedikit rezeki yang bisa kita dapat untuk menutupi melonjaknya kebutuhan kita.
Siapa tahu ini justru merupakan awal kesuksesan dari usaha sampingan yang kita mulai. Dan dapat berlanjut setelah bulan puasa usai.
Setelah pengeluaran tertutupi semua. Tinggal berdoa. Siapa tahu ternyata THR tetap kita terima tahun ini. Berarti bisa kita gunakan untuk kebutuhan lain dan menabung.