Waktu kecil, yang namanya cinta itu menyenangkan. Cinta pertama itu selalu tidak pernah terlupakan. Di sana ada sejuta rasa dan kenangan yang membahagiakan. Demikianlah perasaan manusia ketika pertama kali dikenalkan cinta oleh Tuhan.
Tetapi itu tidak akan lama bertahan. Seiring berjalannya waktu, seseorang akan merasakan bagaimana cinta itu menyakitkan. Tidak ada yang namanya cinta pertama yang selalu berkelanjutan. Cinta pertama harus putus di tengah jalan. Mulailah seseorang merasakan pahitnya cinta.
Tuhan sengaja membuat demikian agar manusia mulai belajar bahwa dalam segala hal, kehidupan itu ada yang menyenangkan dan ada yang menyakitkan. Demikian juga dalam hal cinta. Cinta itu bahagia sekaligus derita. Cinta itu suka sekaligus duka. Terimalah kenyataan itu, itu adalah ketentuan dari-Nya.
Cinta yang sejati itu pasti akan menyakitkan hati. Sakit ketika senang apalagi sakit ketika menderita. Simak beberapa bukti di bawah ini. Mungkin kita semua bisa belajar bahwa cinta itu sebenarnya netral. Hanya sesuatu yang dari luar lah yang membuatnya menjadi senang dan menjadi derita.
***
Ketiga nabi besar itu sama-sama mencintai umatnya, sama-sama mencintai Tuhannya dan tentu saja sama-sama mencintai keluarganya. Tetapi perwujudan cinta dalam perjuangan mereka selalu diwarnai dengan sejumlah derita dan kesengsaraan.
Nabi Musa terusir dari Mesir karena saking cintanya kepada rakyatnya. Nabi Isa rela dimusuhi dan dibenci orang-orang Yahudi dan Romawi demi kecintaan kepada umatnya. Nabi Muhammad diusir dari Mekah dan diperangi karena menyelamatkan kecintaan kepada umatnya.
Para pembawa risalah kenabian itu, memiliki rasa cinta yang melebihi cinta umat-umatnya. Cinta mereka adalah cinta yang berlaku di dunia ini bahkan cinta yang berlaku untuk menyelamatkan manusia setelah meninggalkan dunia ini. Tidak ada risalah kenabian di dunia ini yang hanya berbicara kehidupan di dunia semata. Tetapi risalah mereka juga berbicara tentang kehidupan setelah di dunia.
***