Mohon tunggu...
Mahbub Setiawan
Mahbub Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Bukan siapa-siapa

1/2 kemanusiaan, 1/2 ketidaktahuan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keniscayaan Derita dari Sebuah Cinta

16 Februari 2018   18:14 Diperbarui: 7 Maret 2018   10:45 1125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (powerofpositivity.com)

Waktu kecil, yang namanya cinta itu menyenangkan. Cinta pertama itu selalu tidak pernah terlupakan. Di sana ada sejuta rasa dan kenangan yang membahagiakan. Demikianlah perasaan manusia ketika pertama kali dikenalkan cinta oleh Tuhan.

Tetapi itu tidak akan lama bertahan. Seiring berjalannya waktu, seseorang akan merasakan bagaimana cinta itu menyakitkan. Tidak ada yang namanya cinta pertama yang selalu berkelanjutan. Cinta pertama harus putus di tengah jalan. Mulailah seseorang merasakan pahitnya cinta.

Tuhan sengaja membuat demikian agar manusia mulai belajar bahwa dalam segala hal, kehidupan itu ada yang menyenangkan dan ada yang menyakitkan. Demikian juga dalam hal cinta. Cinta itu bahagia sekaligus derita. Cinta itu suka sekaligus duka. Terimalah kenyataan itu, itu adalah ketentuan dari-Nya.

Cinta yang sejati itu pasti akan menyakitkan hati. Sakit ketika senang apalagi sakit ketika menderita. Simak beberapa bukti di bawah ini. Mungkin kita semua bisa belajar bahwa cinta itu sebenarnya netral. Hanya sesuatu yang dari luar lah yang membuatnya menjadi senang dan menjadi derita.

***

(theconversation.com)
(theconversation.com)
Para tokoh pembawa risalah keagamaan (Nabi) semuanya adalah sosok-sosok pembawa cinta sejati. Tidak ada yang mampu menandingi rasa cinta mereka kepada manusia, kepada keluarga dan kepada Tuhannya. Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad adalah contoh figur nyata dari cerita cinta ini.

Ketiga nabi besar itu sama-sama mencintai umatnya, sama-sama mencintai Tuhannya dan tentu saja sama-sama mencintai keluarganya. Tetapi perwujudan cinta dalam perjuangan mereka selalu diwarnai dengan sejumlah derita dan kesengsaraan.

Nabi Musa terusir dari Mesir karena saking cintanya kepada rakyatnya. Nabi Isa rela dimusuhi dan dibenci orang-orang Yahudi dan Romawi demi kecintaan kepada umatnya. Nabi Muhammad diusir dari Mekah dan diperangi karena menyelamatkan kecintaan kepada umatnya.

Para pembawa risalah kenabian itu, memiliki rasa cinta yang melebihi cinta umat-umatnya. Cinta mereka adalah cinta yang berlaku di dunia ini bahkan cinta yang berlaku untuk menyelamatkan manusia setelah meninggalkan dunia ini. Tidak ada risalah kenabian di dunia ini yang hanya berbicara kehidupan di dunia semata. Tetapi risalah mereka juga berbicara tentang kehidupan setelah di dunia.

***

(historia.id)
(historia.id)
Para tokoh dan pendiri bangsa di dunia juga demikian nasibnya. Tidak perlu jauh-jauh mencari figurnya. Para pendiri Bangsa Indonesia adalah mereka yang merasakan pahit getirnya cinta kepada bangsa dan rakyatnya. Mereka dipenjara, mereka diasingkan, bahkan mereka diperangi dan dibunuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun