Mohon tunggu...
mahasenduro
mahasenduro Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dompet Pisank Man

20 Maret 2019   11:33 Diperbarui: 20 Maret 2019   11:34 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buruk rupa cermin dibelah itu tindakan paling bodoh di dunia. Sebab darimana lagi wajahnya akan lebih baik jika cerminnya saja sudah dihancurkan. Sudah jatuh masih tertimpa tangga, itu ibarat orang yang tidak mawas diri terhadap ketinggian. Semua orang yang berfikir selalu mengartikan kebodohan manusia menyebabkan kesialan untuk dirinya. 

Padahal bukan itu saja, bahkan yang lebih berpengaruh pada kehidupan manusia adalah dosa yang dia lakukan, maka itulah yang menyebabkan dirinya tidak memiliki kenikmatan hidup. Sore matahari tampak begitu ranum menggoda. Pisank Man baru saja pulang dari pasar bersama Dr Talaz. 

Kini lebih banyak lagi para pemberi kredit berbunga tinggi yang menawarkan pinjaman uang. Tersiar kabar juga beberapa pedagang ada yang bangkrut terlilit hutang dengan bunga yang tinggi itu. Konsep ekonomi itu baru kemarin menjadi desas desus dengan sebutan yaitu uang beranak. Pisank Man masih terlalu dini untuk mengenal uang dengan jumlah besar.

 Bahkan sampai saat ini Pisank Man belum memiliki dompet. Kesederhanaan yang diajarkan oleh Dr Talaz memberinya pemahaman yang lebih luwes pada duniawi.

dokpri
dokpri
"Paman, bisa diceritakan darimana asal kata dompet?." Tanya Pisank Man.

"Nak, Dompet itu akronim dari bahasa jawa do maneh kepepet. Artinya jangan lagi terdesak. Jadi solusi biar tidak mudah terdesak itu mengisi dompet itu dengan benda berharga, seperti uang, emas, dan yang lainnya." Papar Dr Talaz.

"Kalau tidak punya uang bagaimana paman?. Apa harus punya dompet?." Sahut Pisank Man.

"Loh begini nak, tidak apa meski tidak punya dompet. Yang penting hatimu jadi dompet batin. Seumpama nanti kamu terdesak punya keinginan tapi tidak punya uang tetaplah bersyukur, rejeki itu selalu ada bagi mahluk yang bernyawa." Tegas Dr Talaz.

Suatu hari Pisank Man memiliki keinginan untuk membeli Jajan Gulali. Ternyata uang yang diberi oleh Dr Talaz hilang entah terjatuh atau memang sebelumnya hanya angan-angannya yang memiliki uang. Akhirnya Pisank Man dibelikan oleh Pa'at Psikopat. Mereka berdua menikmati manisnya persahabatan dengan makan Jajan Gulali di dekat gardu. Keesokan harinya, giliran Pa'at Psikopat yang tidak punya uang tapi memiliki keinginan membeli Jajan Opak Ombo-Ombo, namun ternyata Pisank Man juga tidak punya uang. Pisank Man merasa sungkan menjadi teman yang tidak bisa saling membantu. Sejak saat itu Pisank Man mengerti bahwa dirinya tidak boleh sering menonton televisi sebab kebanyakan acara televisi adalah iklan yang menggodanya. Demikian juga dengan radio yang selalu membisikkan rayuan promo barang tertentu. Pisank Man sadar dirinya tidak memiliki dompet beserta isinya.

"Paman, kenapa hari ini kok kelihatannya ada orang kaya tapi hidupnya makin susah?." Tanya Pisank Man.

"Mengejar duniawi sama halnya mengejar waktu yang berputar. Tidak akan ada habisnya Nak. Itu sebabnya ukuran kekayaan bukan soal materi belaka, tapi ada rumusan bersyukur yang harus dipahami. Semakin bersyukur manusia kepada Tuhan, maka akan semakin banyak kebahagiaan yang dapat diraihnya." Pungkas Dr Talaz.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun