Medan Satria, Kota Bekasi - Banjir yang melanda Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi, bukanlah fenomena baru. Setiap musim hujan tiba, genangan air menjadi pemandangan yang hampir rutin terjadi. Luapan Kali Blancong, Kali Kapuk, dan Kali Gani menjadi penyebab utama, memperparah situasi hingga ke pemukiman warga.
Namun, di tengah keterbatasan solusi permanen, masyarakat setempat tidak tinggal diam. Forum Komunikasi Rukun Warga (FKRW) Kelurahan Pejuang menggelar rapat kerja di Pendopo RW 26 Taman Harapan Baru (THB), Sabtu (15/2/2025). Dalam pertemuan ini, para Ketua RW membahas langkah-langkah konkret untuk menuntaskan persoalan banjir yang kerap melanda wilayah mereka.
Pertemuan ini menghadirkan berbagai pemangku kepentingan, mulai dari Ketua FKRW Kecamatan Medan Satria H. Edy Mulyawan, Kepala UPTD DBMSDA Endang Kusnadi, Kasipemtrantibum Kelurahan Pejuang Sahrul, hingga Bhabinkamtibmas. Kehadiran mereka menunjukkan bahwa penyelesaian masalah ini memerlukan sinergi dari berbagai pihak, termasuk peran aktif warga dalam menjaga lingkungan.
Perlunya Pendekatan Struktural dan Kultural
Dalam diskusi, muncul sejumlah langkah yang diusulkan untuk menangani banjir di Kelurahan Pejuang. Lima poin resolusi disampaikan kepada Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi, antara lain:
- Normalisasi tiga sungai utama yang melintasi Kelurahan Pejuang.
- Peninggian jembatan-jembatan yang menghambat aliran sungai.
- Penurapan dinding sungai untuk mencegah erosi dan meluapnya air.
- Koordinasi dengan Kabupaten Bekasi terkait pengelolaan aliran hilir.
- Perlindungan khusus bagi wilayah hilir yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Bekasi.
Selain solusi teknis, pendekatan kultural juga menjadi faktor penting dalam penanggulangan banjir. Kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan saluran air menjadi bagian yang tidak bisa diabaikan. Kepala UPTD DBMSDA, Endang Kusnadi, menekankan bahwa sampah yang menyumbat drainase sering kali memperparah banjir. Oleh karena itu, masyarakat perlu dilibatkan dalam upaya pencegahan sejak dini.
Komitmen Bersama untuk Perubahan
Musyawarah yang digelar FKRW Kelurahan Pejuang menunjukkan bahwa masyarakat tidak hanya menuntut solusi dari pemerintah, tetapi juga aktif dalam mencari jalan keluar. Namun, hasil dari pertemuan ini tidak boleh berhenti pada wacana semata. Diperlukan tindak lanjut nyata dari pemerintah daerah untuk mengakomodasi aspirasi warga, baik melalui alokasi anggaran maupun program penanggulangan banjir yang lebih efektif.
Di sisi lain, kerja sama antara Kota Bekasi dan Kabupaten Bekasi harus diperkuat. Sungai yang melintasi wilayah Pejuang bukan hanya tanggung jawab satu daerah, tetapi juga bagian dari sistem ekologi yang lebih luas. Koordinasi antarwilayah menjadi kunci dalam menyelesaikan permasalahan ini secara komprehensif.
Pada akhirnya, menata solusi banjir membutuhkan keseriusan dan komitmen jangka panjang. Musyawarah yang telah dilakukan harus ditindaklanjuti dengan aksi nyata di lapangan. Jika tidak, pertemuan seperti ini hanya akan menjadi rutinitas tahunan yang kembali digelar setiap musim hujan tiba---sama seperti banjir yang terus datang tanpa solusi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI