Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung lama di Indonesia ini sangat meresahka bagi para pelaku usaha pada bidang makanan dan minuman, Dikarenakan menurunnya jumlah pelanggan yang berkunjung ke café tersebut.
Banyak usaha-usaha yang terpengaruh dari adanya pandemi Covid-19 ini, terutama usaha di bidang makanan dan minuman. Usaha seperti itu membutuhkan pembeli agar datang ke tempatnya langsung, walaupun sudah banyak café-café yang meggunakan ojek online atau ojol untuk mengantarkan makanan kepada konsumen.Â
Akan tetapi masih banyak juga tempat makan yang belum bekerja sama dengan ojek online untuk mengantarkan makanan, sehingga banyak tempat menjadi sepi dan pendapatan pun menjadi berkurang. Salah satunya ada café yang bernama Warung Jagone yang sangat terpengaruh oleh adanya pandemi ini.
Warung Jagone
Warung Jagone merupakan usaha yang bertemakan semi café dan rumah makan yang didirikan pada tahun 2017 oleh seorang pria paruh baya yang bernama Andri Siswoyo atau yang sering kami sapa dengan panggilan Bung Woy. Café ini berlokasi di Desa Ajibarang Wetan, tepatnya di jalan Alwi Zaenudin dekat dengan Taman Desa.Â
Disana kita dapat memesan makanan seperti ayam goreng, nasi goreng, mi goreng atau sering disebut mi legor. Selain itu kita juga dapat menikmati secangkir kopi dengan camilan yang ada seperti kentang goreng, roti bakar, onion ring dan masih banyak varian camilan lainnya yang terdapat di Warung Jagone.
Disana banyak berkumpul pelanggan yang di dominasi oleh para remaja hanya untuk sekedar bersantai melepas penat seusai melakukan aktivitas sehari-hari. Dikarenakan lokasinya yang dekat dengan sekolah seperti SMK Muhammadiyah 1 dan SMK Muhammadiyah 2, sehingga banyak para siswa dan siswi yang mampir setelah sepulang sekolah.
Bung Woy, pemilik dari Warung Jagone merupakan pribadi yang ramah dan suka bercengkrama dengan para pelanggannya, sehingga café ini dapat berjalan hingga sekarang ini. Tidak jarang ada pelanggannya yang menganggap Jagone sebagai rumah kedua bagi mereka. Menginap disini merupakan hal yang sudah biasa bagi mereka dikareakan kedekatan mereka dengan pemilik warung ini, tak terkecuali saya sendiri.
Hampir Gulung Tikar
Pada pertengahan tahun ini, Warung Jagone hampir saja menutup usahanya dikarenakan penerapan PSBB atau Pembatasan Sosial Berskala Besar di Desa Ajibarang. Hal tersebut membuat pengunjung yang datang ke warung menjadi sangat berkurang hampir setiap harinya, tak terkecuali di akhir pekan yang biasanya membludak.Â
Pendapatan yang biasana besar pun sekarang menjadi berkurang drastis di banding pengeluaran untuk membeli bahan maupun untuk membayar uang kontrak. Di tengah kesulitan ini, pada akhir bulan agustus, pemilik lahan memutuskan untuk tidak bekerja sama lagi dengan Bung Woy secara mendadak. Bung Woy akhirnya harus mencari tempat sementara agar Warung Jagone bisa tetap berdiri dan melanjutkan usahanya yang telah dibangun dari sejak lama ini.