Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, perkenalkan nama saya Mahardhika El rizk Muhammad, saya mahasiswa UIN Jakarta Syarif Hidayatullah, Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi jurusan Manajemen Dakwah semester 3 dengan akhiran NIM 0037, disini saya akan menjelaskan resume yang baru saja saya dapatkan ketika menjalani kegiatan belajar mengajar dalam mata kuliah Filsafat Dakwah.
Filsafat dakwah merupakan kajian kritis yang membahas hakikat, tujuan, dan nilai dakwah dalam Islam. Secara etimologis, filsafat berarti cinta kebijaksanaan, sedangkan dakwah bermakna ajakan atau seruan untuk kembali kepada Allah. Dari sini, filsafat dakwah dapat dipahami sebagai upaya mendalam untuk menelaah aktivitas dakwah, bukan hanya dari segi teknis, melainkan juga dari aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis. Dakwah dipandang sebagai proses komunikasi yang melibatkan dai, mad'u, pesan Islam, dan lingkungan sosial. Filsafat dakwah memiliki dasar yang kuat dalam Al-Qur'an dan Hadis yang menekankan penggunaan akal serta peran ulul albab dalam memahami agama, disertai dengan kebudayaan sebagai wujud rasionalitas manusia. Oleh karena itu, filsafat dakwah berfungsi untuk memberikan arah, kebijaksanaan, dan dasar pemikiran agar dakwah dapat berlangsung secara rasional, bijak, dan sesuai kebutuhan zaman.
Sementara itu, keilmuan dakwah adalah sistem pengetahuan yang membahas interaksi antarunsur dalam penyelenggaraan dakwah secara ilmiah, sehingga dapat melahirkan strategi yang relevan. Struktur keilmuan dakwah terdiri atas dua bagian, yaitu ilmu dasar teoritik dan ilmu terapan. Ilmu dasar meliputi teori, metodologi, dan disiplin pendukung seperti psikologi, manajemen, dan bimbingan dakwah. Sedangkan ilmu terapan atau teknologi dakwah mencakup empat bidang: tabligh (penyiaran Islam), irsyad (bimbingan), tadbir (manajemen dakwah), dan tathwir (pengembangan masyarakat Islam). Dengan struktur ini, dakwah dapat dijalankan secara sistematis, profesional, dan sesuai dengan tantangan masyarakat modern.
Hubungan antara filsafat dakwah dan keilmuan dakwah dapat dianalogikan seperti fondasi dan bangunan. Filsafat dakwah memberikan arah, nilai, dan makna dasar yang bersumber dari ajaran Islam, sedangkan keilmuan dakwah mewujudkannya dalam bentuk metode, strategi, dan program nyata. Tanpa filsafat, keilmuan dakwah akan kehilangan orientasi spiritual, sedangkan tanpa keilmuan, filsafat dakwah hanya akan menjadi ide abstrak tanpa aplikasi. Dengan perpaduan keduanya, dakwah Islam dapat berjalan secara ideal sekaligus aplikatif, relevan dengan perkembangan zaman, dan tetap berakar pada ajaran tauhid.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI