Mohon tunggu...
Mahansa Sinulingga
Mahansa Sinulingga Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis yang tinggal di Bekasi dan bekerja di Jakarta.

Ikuti saya di blog mahansa.wordpress.com dan Twitter @mahansa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Macetnya Jakarta, Derita Warga

26 Juli 2012   02:30 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:37 1460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu, kalau tidak salah satu atau dua hari menjelang Pilkada DKI, seorang teman mengirimkan tweet. Kebetulan--lagi-lagi--hari itu Jakarta dilanda macet parah. Ia berkicau, "Kalau masih mau Jakarta seperti ini, pilih aja petahana." Jakarta macet? Ah, itu sudah biasa. Aku juga tidak mau terlalu berharap dengan calon gubernur alternatif. Dengan pertambahan mobil yang luar biasa setiap tahun, sedangkan jalan yang tersedia hanya segitu-gitunya, kayaknya masih mimpi di siang bolong kalau mengharapkan Ibu Kota tidak macet. Yang lebih realistis adalah mengharapkan angkutan umum yang lebih baik dan manusiawi. Itu saja. Bagiku, kemacetan Jakarta seperti pasang-surut. Aku mulai bekerja di Ibu Kota selepas lulus kuliah tahun 1997. Kala itu sudah ada kebijakan 3 in 1 yang katanya sebagai solusi kemacetan lalu-lintas di pagi hari. Namun, setiap hari saat melaju dari Jakarta Selatan melalui Blok M, saya melihat antrean mobil yang keluar dari kawasan Gelora Senayan. Ya, mereka cuma menghindari "pintu masuk" 3 in 1 untuk kemudian bebas melenggang di sepanjang Sudirman hingga Thamrin. Sama aja bo'ong. Belakangan, kebijakan 3 in 1 diperketat. Jadi, di sepanjang jalur jika ditemui kendaraan yang berpenumpang kurang dari tiga orang, pasti disetop. Buat aku yang tidak menggunakan mobil pribadi kala itu, tidak merasakan manfaat langsung dari 3 in 1 di pagi hari. Namun, pemberlakuan kebijakan itu di sore hari sangat terasa manfaatnya. Apalagi, pada saat yang bersamaan, Pemda DKI meluncurkan bus Transjakarta. Senang rasanya melenggang sendirian di saat mobil-mobil pribadi terpaksa bermacet-macet. Itu kisah waktu bus yang akrab disebut "busway" ini belum lama diluncurkan. Sekarang, entahlah... Setelah mengendarai mobil pribadi, aku harus pintar-pintar mencari jalur alternatif, karena tidak mungkin menembus jalur 3 in 1 seorang diri kalau tidak mau berurusan dengan petugas. Berkantor di kawasan macet 3 in 1 Gajah Mada menuju Jatibening, Bekasi, aku harus berputar-putar melalui Cideng dan Tanah Abang, sebelum akhirnya masuk dalam kota di Slipi, terus ke tol Cikampek, dan keluar di Pondok Gede Timur. Sempat juga mencoba rute Cideng-Harmoni-menyeberang ke Djuanda-Monas-Tugu Tani-Menteng-Kuningan-tol dalam kota dan seterusnya. Ada juga periode aku tidak tahan dengan kemacetan sehingga memilih naik busway disambung dengan omprengan dari Kampus Atma Jaya Semanggi atau bus kota. Tapi, semakin minimnya bus kota dan omprengan yang terpaksa kucing-kucingan membuat aku kelamaan menunggu sehingga akhirnya balik lagi menggunakan mobil pribadi. Tiga tahun silam, aku pindah kantor ke kawasan Palmerah. Karena sudah dekat Slipi, aku berpikir bisa jauh menghemat waktu. Sayang, seiring waktu, jumlah mobil juga makin bertambah, sehingga meski lebih cepat mencapai pintu masuk tol dalam kota, namun di dalamnya langsung diadang oleh kemacetan. Ujung-ujungnya, waktu tempuh tidak berubah jauh. Mencoba naik angkutan umum, kondisinya jauh lebih parah. Slipi berada di tengah perjalanan yang macet untuk rute-rute angkutan umum yang aku naiki. Jadi, menunggu angkutan ke Bekasi memakan waktu yang cukup lama. Sebagai pelaju yang mencari sesuap nasi di Ibu Kota, kemacetan adalah santapan sehari-hari. Isu ini sangat menarik jika ada yang membahasnya, tapi aku pun realistis untuk tidak membayangkan sebuah solusi tuntas dalam waktu singkat. Mestinya, solusinya adalah pengendalian kendaraan pribadi yang dibarengi pembenahan angkutan umum. Kalau sekadar kebijakan tambal-sulam sementara seperti 3 in 1 dan contraflow, terlalu mudah diakalin buat yang orang-orang sontoloyo yang tidak taat aturan. Dus, tidak akan pernah membantu menyelesaikan masalah. [caption id="attachment_202714" align="alignnone" width="600" caption="Mau masuk tol macet, di dalam tol apa lagi. Alamak..."][/caption] [caption id="attachment_202715" align="alignnone" width="600" caption="Nggak cuma siang, malam pun macet"]

1343269743578724017
1343269743578724017
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun