Mohon tunggu...
Mohamad AB
Mohamad AB Mohon Tunggu... Penulis - Karyawan

Menulis untuk bertutur kata...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Invisible Hand Sedang Menguasai Turki,Menuju Kudeta Sebenarnya

29 Juli 2016   22:39 Diperbarui: 29 Juli 2016   23:43 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak hal yang  menjadi kejanggalan kenapa kudeta di Turki gagal,hingga begitu santernya pertanyaan yang mengarah apa sejatinya yang terjadi pada politik  dalam negeri Turki ini? hingga ada temuan yang mengarah bahwa kudeta ini sebenarnya setingan Erdogan saja supaya mendapatkan legitimasi dari rakyat  supaya menaikan rating  bahwa pemerintahannya perlu didukung rakyat dengan  melakukan rekayasa sedemikian rupa.

Jika ini yang berlaku memang menjadi pandangan umum,dan   sangat wajar  bagi para  penguasa yang kurang  mendapat legitimasi rakyatnya. Teori “Cengeng isme “ rasanya tidak jauh dari itu. Fenomena  penguasa rezim yang berkesan menghiba –iba agar minta dikasihani oleh rakyat  dengan aksi melankonis  adalah bukan hal yang tabu dan  baru dalam demokrasi.

Disisilain  bisa jadi justru  peristiwa kudeta gagal  di Turki ini memang asli adanya dan sungguh- sungguh terjadi sangat original dan justru  yang melakukan ini adalah kekuatan yang maka besar,yang maha cerdas ,sangat memahami  baik  kekuatan  rezim yakni masih dicintai hampir separoh rakyatnya selain itu timingnya melakukan kudeta ini dikatakan kurang mendukung karena  kondisi ekonomi Turki secara realistis justru sedang baik baiknya selama kurun diperintah  oleh Erdogan.Selain itu pada tataran masyrakat  yang sudah mulai  maju dan makmur inilah sudah mulai ada keengganan untuk bersikap kontra produktif  meskipun sebetulnya berlawanan politiknya.

Maksudnya  demokrasi bukanlah harus  dengan anarkhis,rupanya  paham ini sudah merasuk pada sebagian generasi turki yang baru. Sehingga meskipun beda pandangan politik  dengan rejim pemerintahnya kini tak lagi menjadi ancaman. Bahkan  suasana kondisi nyaman ini sudah melupakan segala konflik perbedaan yang ada faktanya para pengikut  parta lain yang bukan partai penguasa tidak mau lagi agresif dan kontraproduktif secara konvensional seperti masa lalu  ,karena yang lebih penting adalah kondisi ekonomi dan kemakmuran yang sudah mulai dirasakan.

Sehingga kudeta miliiter konvensional tidak akan didukung oleh tataran masyarakat yang sudah makmur ini.Ditambah menguatnya  pengaruh  budaya lokal budaya lokal setempat  yang  lebih  menyukai  sentimental  ,melawan tanpa kekerasan  ala sufi  dalam menyikapi  irama politik yang  ada. Inilah  suatu  konsep kudeta yang bisa disebut ,slowdown pelan tapi pasti ,layaknya kudeta halus,setengah hati . sehingga menurut pandangan kedua ini kudeta yang kemarin terjadi  tentu bukan  setingan  dan juga bukan  kudeta  sebenarnya  menurut  teori klasik.

Namun justru kudeta ini hanyalah merupakan  sebagian tahapan  saja dari  rangkaian rencana kudeta sebenarnya yang lebih dari itu. Bisa jadi kudeta yang kemarin terjadi hanyalah  merupakan testcase hanya untuk stimulan saja  sebagai pancingan reaksi untuk menjebak reaksi rezim.  Ibarat ,aksi film  Rambo  di Vitnam sering kita saksikan upaya stimulan hanyalah untuk memancing  reaksi lawan ,jika lawan dapat  mengikuti  pola permaian kita  berarti  musuh sudah dalam  agenda  kita ,maka barulah kita menggunakan  kekuatan semaksimal mungkin.

 Ada hal yang menjadi sangat menarik disini, bahwa  budaya di Turki,kini yang  dinilai lebih halus sehingga cara melawannya juga  dengan strategi halus  bahkan  very soft sangat layak jika  hal ini dikendalikan oleh kekuatan inteljen yang tangguh yang sangat mengetahui  strategi perang sipil model gerilya ala  Rambo. Jika ini  dihubungkan dengan  budaya sufi yang tidak akan melakukan kekerasan untuk melawan  namun akan  melakukan untuk membela kebenaran,konsep ini  rasanya  agak masuk  dengan  kondisi lokal sekarang. Jadi kini pertanyaannya siapakah yang  pegang kendali sebetulnya dari peristiwa ini?

Sebuah tangan tak kentara invisible hand sedang  menguasai Turki, siapakah  yang sedang bermain itu? Dan biasanya  dalang  hanya cukup bermain dibelakang layar. Kita simak, begitu  gong sudah bertalu dan goro-goro sudah berkecamuk sekarang berarti sudah dalam setingan kendali sutradara besar yang punya hajat sebenarnya. Sehingga dengan segala peristiwa antipati dan penumpasan pelaku  aksi kudeta stimulan ini yang dilakukan oleh rezim Erdogan  yang makin kejam dan beringas  justru hanya akan menjadi alasan  sebagai  dasar perlu dilakukannya langkah perlawanan rakyat.

Simak, apa urgensinya  jika pendiikan di Indonesia yang konon dibiayai Gulen rival politiknya minta kepada pemerintah Indonesia supaya ditutup? Bukankah ini sudah melampaui batas  apa lagi konon rumah Gulen yang di Turki akan dijadikan WC umum,bukankah ini hanya akan menamkan kebencian rakyat yang baru  bahkan justru tindakannya  akan menjadi bumerang dan menciptakan bom waktu yang  semakin panas dan sebentar lagi akan meledak.Bagaimanapun jika perasaan rakyat jika digosok gosok terus akan cepat panas,menciptakan bara api dalam sekam.

Sehingga upaya mencari momen ini telah tercipta,dan rakyat sudah tahu sendiri mana yang kini benar benar perlu dibela. Jika kebangkitan perlawanan rakyat  ini sudah tercipta  dimana kebencian  rakyat sudah makin memuncak maka jaman kekemasan,ketika,majunya  ekonomi Turki berkat Erdogan ini akan  mudah dilupakan,dan yang ada hanyalah  kebencian kepada penguasa yang  semena mena....dan buktinya ialah tindakan tindakan kontra produktif yang dilakukan  sekarang ini....

Maka sekedar memberi saran jika tulisan ini  layak didengar,,sebaiknya Erdogan segera menghentikan upaya kontra produktif  yang selama ini dilakukan,dan segeralah mengakomodir  semua yang menjadi potensi konflik. Kita beruntung dalam segi demokrasi masa kritis ini sudah terlewati. Jika indonesia  merupakan teman dekatnya  mestinya tak salah jika berbagi,berilah  solusi misalnya jika mungkin malah solusinya mengajak duduk bersama dalam satu pemerintahan bukan dengan kontra produktif seperti ini,masih banyak jalan menuju roma jika memang ingin kekuasaan Erdogan selamat,tanpa harus beraksi seperti ini.   

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun