Mohon tunggu...
Magel Haens Sianipar
Magel Haens Sianipar Mohon Tunggu... Mahasiswa

Suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Paralealeon dalam Adat Batak

11 Juli 2023   12:19 Diperbarui: 11 Juli 2023   12:25 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Demikian juga ada dalam budaya Batak Toba tentang persahabatan (aleale/paralealeon). Dalam bahasa batak Toba, aleale  diterjemahkan dengan arti kawan, teman karib, sahabat. Maraleale berarti bersahabat. Maralealehon, mempunyai seorang sebagai sahabat.

 Masyarakat Batak-Toba mengenal ungkapan yang berkaitan dengan Dalihan Natolu, "Somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu". Ungkapan tersebut bila dihubungkan dengan sihal-sihal berbunyi demikian, "Somba marhula-hula, elek marboru, manat mardongan tubu, sorta marale-ale". Ale-ale (teman karib, sahabat karib) memang mempunyai kedudukan penting dalam konteks pergaulan hidup masyarakat Batak-Toba. Ale-ale penting karena memang manusia tak dapat hidup tanpa ale-ale. Demikian pentingnya ale-ale sehingga orang Batak-Toba mengungkapkan demikian: hansit na matean ina, hansitan na sirang marale-ale (sedih ditinggal ibu tetapi lebih sakit, putus hubungan dengan teman karib).[1]

 

Dalam masyarakat Batak-Toba pada zaman dahulu, sebelum modernitas mempengaruhi kehidupan masyarakat, tidak ada ditemukan orang yang berkedudukan sebagai ale-ale dalam suatu huta atau kampung. Kampung atau huta dihuni oleh orang-orang semarga (sampai seperti barisan Sinaga, Nainggolan, Lumban Sihombing, dll, meskipun tidak lagi murni di desa itu dihuni oleh marga yang bersangkutan). Bila ada marga lain di kampung itu, biasanya orang itu berstatus boru dan mereka itu biasanya sulit untuk memperoleh hak untuk memiliki sawah atau ladang. Hubungan di desa itu diungkapkan dengan sebutan amang uda, amang tua, ompung, anggi, amang boru. Jadi tak ada yang disebut sebagai ale-ale. Ale-ale mungkin ada di antara orang yang berlainan huta dan lain marga.

 

Ada kemungkinan terjadi ale-ale di antara dua atau lebih kampung yang berlainan marga melihat keadaan hubungan sosial orang Batak-Toba dimasa lampau. Penciptaan persahabatan di antara dua kampung atau lebih sering terjadi mengingat bahwa dahulu sering terjadi perang antar kampung (huta). Persahabatan itu menyangkut hubungan membela nyawa sahabat. Persahabatan antar kampung menyangkut hubungan membela keselamatan huta sahabat beserta isinya. Dengan demikian kedudukan ale-ale sangat tinggi dikalangan orang Batak Toba dan mempunyai peranan penting dalam adat-istiadat. Hal ini ditunjukkan dengan pemberian penghormatan tertinggi selain kepada hula-hula oleh suhut kepada seseorang yang dianggap berjasa padanya pada hari-hari yang lalu. Demikianlah terjadi bahwa ale-ale bukanlah teman semarga atau teman sekampung.

 

Sebenarnya ada banyak permasalahan untuk menentukan siapakah yang dapat dimasukkan dalam lambang sihal-sihal. Kita sudah melihat bahwa orang Batak-Toba menjunjung tinggi nilai-nilai persahabatan. Hal ini ditunjukkan dengan istilah ale-ale. Ale-ale adalah istilah yang dipakai kepada golongan orang-orang atau pihak atau relasi atau sahabat karib di luar Dalihan Natolu.[2] Jadi aleale bukan dongan sabutuha, boru ataupun hula-hula. Tetapi tidak bisa memastikan apakah ini yang termasuk dalam lambang sihal-sihal. Ada juga yang berpendapat bahwa sihal-sihal adalah lambang dari golongan pariban istri (dari marga lain). Mereka punya tugas sebagai suhut dalam bidang praktis. Mereka turut bertanggung-jawab serta berperan dalam menentukan sukses tidaknya pesta suhut. Tetapi ada juga pendapat yang mengatakan bahwa yang termasuk dalam sihalsihal adalah dongan sahuta karena peran penting mereka dalam pelaksanaan adat Batak-Toba. Dongan sahuta dianggap sebagai sejajar dengan suhut. Dalam paralealeon  terjalin komunikasi persahabatan yang baik yang saling menolong saling menopang dan yang saling mendukung satu sama lain sehingga terciptalah satu tujuan bersama dan terciptalah kebaikan bersama akibat ada upaya saling menolong diantara yang bersahabat.[3]

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun