Mohon tunggu...
Maftuhatul Choiroh
Maftuhatul Choiroh Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa program studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosisal dan Ilmu Politik, Universitas Jember. Saya merupakan seseorang yang suka berbisnis dan saya memiliki beberapa usaha kecil - kecilan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Media Memperkuat atau Memperburuk Perekonomian Global?

12 Maret 2023   20:30 Diperbarui: 12 Maret 2023   20:31 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media merupakan sesuatu yang cukup merasuk di era globalisasi saat ini di seluruh masyarakat global, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Melalui media, mudah bagi orang untuk terhubung dan berkomunikasi dengan orang lain di seluruh dunia. Salah satu penyebab perubahan ekonomi dunia adalah penggunaan media tersebut.

Masyarakat Indonesia sendiri sudah terbiasa menggunakan teknologi, khususnya internet. Berdasarkan data yang diunduh Kominfo.go.id pada 9 November 2021, diketahui bahwa Indonesia saat ini memiliki 202,6 juta pengguna internet, naik dari 82 juta pada tahun 2014 yang saat itu menjadi pengguna internet terbesar kedelapan di dunia. Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengklaim bahwa bencana Covid-19 yang mengharuskan setiap masyarakat menggunakan media internet untuk berinteraksi juga tidak terlepas dari peningkatan pesatnya penggunaan internet hingga saat ini. Artinya, Indonesia memiliki potensi untuk menggunakan media sosial untuk meningkatkan ekonomi lokal.Setiap negara saat ini sangat memprioritaskan penguatan ekonomi masyarakatnya untuk menunjukkan derajat kemajuannya dan untuk menjamin warganya hidup sejahtera, termasuk Indonesia.

Pada tahun 2020, efek Covid 19 telah terlihat di berbagai sektor ekonomi lokal dan internasional. Hal ini ditunjukkan dengan penurunan pendapatan masyarakat, kehilangan pekerjaan, pemutusan hubungan kerja secara paksa, dan faktor lainnya. Karena banyaknya perusahaan tidak berkembang, banyak orang mengalami penurunan ekonomi yang sangat besar, mirip dengan yang dirasakan Indonesia dua tahun sebelumnya sehigga menimbulkan penurunan ekonomi yang sangat signifikan.

Saat itu, individu dari seluruh dunia, tidak hanya masyarakat Indonesia saja mulai memikirkan bagaimana mengembangkan bisnisnya agar perekonomian semakin stabil dan tetap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sampai muncul sebuah istilah "toko online atau online shop" mulai digunakan. Toko online ini merupakan usaha dagang online dimana seseorang yang memiliki usaha memasarkan barangnya melalui media sosial sehingga kegiatan jual beli dilakukan secara online melalui smartphone.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Leonita dan Jalinus (2018), media sosial saat ini diduga mampu menjangkau masyarakat di setiap lapisan masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakat membutuhkan informasi akurat yang tepat,guna dan terkini, serta penggunaan media sosial untuk melakukan promosi lebih mudah dilakukan. Hasilnya, dapat disimpulkan bahwa media sosial juga dapat membantu para pelaku ekonomi untuk membangun usahanya .Karena memudahkan operasi pemasaran, media sosial sejauh ini muncul sebagai media yang ideal bagi pelaku ekonomi. Hingga saat ini pelaku ekonomi tetap memasarkan barang dagangannya di media sosial yang juga berfungsi sebagai pasar. Pada media social seperti marketplace kita dapat menelusuri dan membeli setiap produk secara online. Media sosial memungkinkan pemenuhan permintaan dengan cepat tanpa harus keluar rumah.

Dengan demikian, ekonomi global sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi informasi. Menurut Rosmadi (2014), banyak negara di dunia termasuk Indonesia saat ini sedang mengalami krisis ekonomi, sehingga perlu bagi pelaku usaha untuk mengembangkan produk yang memiliki daya saing dan nilai di pasar. Inovasi dan imajinasi diperlukan sebagai komponen utama dari produk yang dihasilkannya guna memenangkan persaingan bisnis.

Meluasnya penggunaan media sosial bertepatan dengan perluasan perdagangan online, yang biasanya  dikenal sebagai e-commerce. E-commerce ini merupakan perdagangan elektronik mengacu pada pembelian dan penjualan barang dan jasa serta transfer dana dan data melalui jaringan elektronik, seperti internet. Ekspansi ekonomi global akan sangat dipengaruhi oleh maraknya perdagangan e-commerce. Platform pembelian online yang paling banyak diminati oleh masyarakat global adalah platform e-commerce seperti Alibaba dan Shopee.

Kenaikan nilai e-commerce sebesar 78 persen menempatkan Indonesia di urutan pertama dunia, menurut data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), pada 2019. Meksiko dengan angka pertumbuhan 59 persen berada di urutan kedua. Kriteria ini menunjukkan bahwa bisnis e-commerce memiliki nilai ekonomi yang tinggi, sehingga para pelaku bisnis, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) wajib memanfaatkannya.

Saat ini, Kementerian Perdagangan Republik Indonesia juga menyediakan pelatihan promosi atau komunikasi ekspor. Dalam hal tersebut PPEI menyediakan berbagai program pelatihan seperti e-comerce, multimedia untuk ekspor, dan lain sebagainya. Bahkan saat ini, e-commerce saat ini sedang dirasakan di industri ekspor. E-commerce membuat operasi komersial lebih cepat, lebih layak, hemat biaya, dan efisien.

Apalagi, media massa berdampak pada ekonomi politik dunia. Pada titik ini, jelaslah bahwa kemampuan untuk meningkatkan produktivitas dalam skala luas akan berkembang seiring dengan kecepatan pertukaran barang dan jasa, penyebaran industri di seluruh dunia, dan peningkatan kesejahteraan manusia. Sedangkan efek negatifnya adalah terbentuknya persaingan yang tidak sehat antar sektor, industri yang memiliki modal besar akan mampu tumbuh subur dan mematikan industri kecil, sehingga berkembangnya perdagangan luar negeri yang lebih bebas.

Selain menyebarkan pesan persuasif, media massa sudah mendarah daging dalam budaya kontemporer dan dianggap sebagai sumber berita dan hiburan yang diperlukan. Orang-orang menghabiskan rata-rata 40% dari hari mereka dan 60% dari waktu terjaga mereka dengan media, menurut penelitian Veronis Suhler. Artinya, masyarakat sangat bergantung pada media. Bahkan ekonomi Amerika bergantung pada iklan untuk merebut sebagian besar pasar. Anak-anak di Amerika Serikat melihat antara 30.000 dan 40.000 iklan setiap tahunnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun