Mohon tunggu...
Maftu KhatulLaila
Maftu KhatulLaila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Belajarlah sebelum menjadi pemimpin.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sekolah Impian

27 April 2019   08:09 Diperbarui: 27 April 2019   08:23 171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia Manis umurnya tujuhbelas tahun namun, dia sudah hidup dengan berbagai macam pemikiran yang tidak sama seperti teman seumurannya. Di sekolah, Manis sering melamun saat guru menjelaskan materi pelajaran dan ia sering sekali di tegur oleh gurunya akibat melamun. 

Dalam lamunanya ia berfikir akan banyak hal soal kebijakan-kebijakan yang berlaku di sekolah. Ia adalah salah satu siswa yang tidak begitu pandai, tidak mudah mengingat, tidak mudah menghafal dan hanya menyukai segala hal tentang praktik yang ada di sekelilingnya. 

Seperti, berfikir tentang keadaan Negaranya yang membuat aturan namun masih banyak pelanggaran, dalam kehidupan sosial seperti anak yang kurang mampu di sekolahnya tidak bisa memakai seragam dan sepatu yang layak di sekolahnya.

Manis selalu memikirkan cara bagaimana agar sekolah yang sedang ia jalani saat ini bisa seperti apa yang ia impikan. Sekolah yang memberi kebebasan muridnya untuk berfikir, brtindak dan mengemukakan pendapat. 

Pandangan itu selalu buyar ketika ada guru yang menegurnya, "jika masih ingin melamun, silahkan keluar dari kelas saya." Begitulah kiranya teguran dari sang guru. Namun itu tak membuatnya berheti untuk melamun memikirkan apakah bisa aku bersekolah di tempat yang aku inginkan seperti itu.

Di setiap sore manis selalu membaca buku yang ia pinjam dari perpustakaan sekolah maupun perpustakaan daerah. Buku yang ia baca bermacam-macam novel fiksi, novel non-fiksi, buku sejarah, komik animasi, dan kadang ia juga mencari buku yang judulnya terdapat kata 'perlawanan' atau 'melawan'. 

Saat ia membaca novel fiksi pikirannya melambung jauh membayangkan segala kejadian yang ada di novel itu benar-benar terjadi dan perasaannya sangat bahagia ketika membayangkan kejadian di novel itu benar-benar terjadi. Seringkali ia melamun bahagia ketika mengingat kejadian-kejadian yang terjadi di dalam novel yang sering ia baca. 

Ia pernah membaca novel yang menceritakan kisah anak-anak yang masih berumur duabelas tahun namun, ia sudah bisa berwirausaha. Ketika teman-temannya menghabiskan uang untuk membeli kelereng ia menjadi penjual kelereng yang mendapatkan banyak keuntungan, ketika tean-temannya menghabiskan uang untuk membeli layangan anak kecil itu menjadi penjual layangannya. 

Manis sangat kagum membayangkan perjuangan anak kecil itu untuk mendapatkan uang. Padahal umur duabelas tahun harusnya masih berfikir untuk bermain dan tidak ada niatan untuk mencari uang namun, yang terjadi pada anak kecil itu tidak seperti kebanyakan anak kecil duabelas tahun lainnya dan itu membuat Manis semakin berani membayangkan sekolah impiannya.

***

Siang hari saat Manis pulang sekolah berjalan sendirian menuju jalan raya, ada teman Manis bernama Jhono yang tiba-tiba menepuk punggungnya sangat keras dan berkata " Heiii nis, gimana masih pengen sekolah impian itu?" (ia menyapa Manis sambil tertawa sekencangnya). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun