Mohon tunggu...
Wahyu Tiara
Wahyu Tiara Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bulan Oktober, Stabilkan Langkah, Saatnya Bersukacita Sambut Bulan Bahasa

20 Oktober 2020   06:39 Diperbarui: 20 Oktober 2020   06:47 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Pasca polemik sengit unjuk rasa kemarin, Kamis (8/10/2020), tentu membuat Oktober menjadi bulan yang menyimpan berbagai isu hangat. Sadar ataupun tidak, tahun lalu, Oktober juga sempat menjadi bulan penuh insiden politik. Selepas huru-hara penolakan UU Cipta Kerja secara terang-terangan kemarin, alih-alih peristiwa tersebut melengkapi Oktober sebagai bulan penuh suka duka. Pun, hal itu tidak mengurangi keautentikan bulan Oktober sebagai bulan Bahasa. Yap, bincang-bincang seputar Oktober, tidak jauh dari percakapan terkait bulan Bahasa.

Mengapa Oktober dipilih sebagai bulan Bahasa?

Oktober yang juga banyak diperbincangkan sebagai bulan Bahasa, tentu mengandung sejumlah pertanyaan, "Mengapa bulan Bahasa jatuh pada bulan Oktober?" atau mungkin, "Bagaimana kronologi hingga pada akhirnya bulan Oktober resmi diperingati sebagai bulan Bahasa?". Dan pasti banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi otak para pembaca yang tidak banyak tahu-menahu mengenai kausalitas bulan Oktober dengan bulan Bahasa. Sebab, hanya kalangan tertentu saja yang merayakannya, seperti akademisi, penggiat bahasa, serta pemerhati bahasa.

Nah, sebelum membahas mengenai meriahnya semarak bulan Bahasa, alangkah baiknya kita mengulas kembali terkait implementasi bulan Oktober sebagai bulan Bahasa terlebih dahulu. 

Menurut sejumlah literatur umum sejarah bulan Bahasa mengatakan, dipilihnya bulan Oktober karena merujuk pada Sumpah Pemuda. Sumpah Pemuda yang ditetapkan pada tanggal 28 Oktober 1928 itu mengandung bunyi yang menegaskan bila bahasa Indonesia merupakan bahasa pemersatu di antara banyaknya suku maupun etnis di Indonesia. Bunyi sumpah pemuda tersebut ialah, "Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia." Jadi, peristiwa Sumpah Pemuda tidak lain merupakan tonggak sejarah dari lahirnya bulan Bahasa.

Bagaimana kelaziman semarak festival bulan Bahasa?

Umumnya, festival bulan Bahasa dirayakan sebagai ajang kompetisi dan ekspresi. Tahun lalu, Badan Bahasa KEMENDIKBUD menggelar pameran kebahasaan dan kesastraan, debat bahasa yang diikuti oleh mahasiswa, festival teater tradisi, sampai bedah buku penerima penghargaan sastra Badan Bahasa. 

Menurut pihak Badan Bahasa sendiri, tujuan acara ini bukan hanya untuk memperingati Sumpah Pemuda saja, melainkan juga untuk membina dan mengembangkan bahasa dan sastra Indonesia, bertekad memelihara semangat, meningkatkan peran masyarakat luas dalam menangani masalah bahasa dan sastra, serta melestarikan bahasa persatuan, yakni bahasa Indonesia.

Dalam capaiannya, festival bulan Bahasa yang digelar oleh organisasi maupun himpunan jurusan bahasa dan sastra Indonesia dari kampus-kampus sendiri, sedikit banyak terlalu fokus pada konsep sastra, bukan bahasa. Misalnya, lomba cipta dan baca puisi, lomba cipta cerpen, dan lain sebagainya. Kalau ditelaah dan dikaji ulang, lomba-lomba tersebut jatuhnya lebih ke sastra, bukan bahasa. 

Memang, bahasa dan sastra merupakan dua hal yang berkaitan dan berkoneksi. Tetapi sebenarnya, dua hal tersebut berbeda jika diselisik lebih dalam. Selain menggelar kompetisi yang berasas sastra, akan lebih baik bila diselimuti dengan kompetisi yang berkonsep juga pada bahasa. Mengapa? Sebab, bahasa lebih eksklusif dan merupakan komponen dari unsur kebudayaan bangsa Indonesia. 

Contoh acara yang berkaitan dengan implementasi bahasa, antara lain, Badan Bahasa KEMENDIKBUD yang menggelar pameran kebahasaan dan kesastraan, debat bahasa antarmahasiswa, simulasi layanan kebahasaan, festival teater tradisi, kuis pelita bahasa, serta festival film pendek bahasa daerah pada perayaan bulan Bahasa tahun lalu. Dengan demikian, festival bulan Bahasa akan lebih sempurna dan dapat menjadi identitas nyata perkembangan bahasa Indonesia dari masa ke masa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun