Mohon tunggu...
Madeni Al Lomboky
Madeni Al Lomboky Mohon Tunggu... Dosen - Penulis buku, Dosen, Da'i, Guru Ngaji, Pengusaha Muda

Dr. Madeni, M.Pd.I, dilahirkan di dusun Mentigi, Kabupaten Lombok Utara, NTB (Nusa Tenggara Barat pada tanggal 19 Juni 1987 dari pasangan Ibu Rakyah dan Bapak H. Suparman. Sejak Remaja mengenyam pendidik pesantren di MTs Ad Dinul Qayyim Kapek Gunung Sari Lombok Barat, kemudian Melanjutkan pendidikan SMA di Pondok pesantren Al Hikmah Pemenang, Lombok Utara sebelum Hijrah dan menutut Ilmu di Ma'had Ar Raayah Sukabumi, Jawa Barat, dan Menempuh pendidikan S1 di Kampus Dakwah STID Mohammad Natsir, serta S2 di Universitas Ibn Khaldun Bogor dan menyelesaikan pendidikan S3 Jurusan Ilmu Dakwah di Universitas Islam Asy Syafi'iyah, Bekasi serta Menyelsaikan Program Pendidikan Kader Ulama (PKU) Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia di PPMS Ulil Albab. Aktifitas sehari-hari sebagai dosen tetap di STID Mohammad Natsir, dan diamanahkan untuk menjabat sebagai Sekretaris Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, serta penulis buku Pemuda Ideal Harapan Umat dan Bangsa Dr. Madeni, M.Pd.I juga merupakan Da'i Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia yang pernah ditugaskan untuk berdakwah di Bolaang Mongondow, manado Sulawesi Utara serta terjun berdakwah ditengah-tengah masyarakat di lereng merapi Magelang Jawa Tengah selama satu tahun. Email:madeniallomboky@gmail.com Fb: Madeni Al Lomboky Ig: Madeni Al Lomboky twitter: Madeni Al Lomboky Youtube: Madeni Al Lomboky Hp: 085338140983

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup Bagaikan Rest Area

23 September 2022   19:30 Diperbarui: 23 September 2022   19:57 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hidup Bagaikan  Rest Area

!

Apalah artinya dunia ini bagiku?! Apa urusanku dengan dunia?! Sesungguhnya perumpamaanku dan perumpamaan dunia ini ialah seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon, ia istirahat (sesaat) kemudian meninggalkannya.

Hidup di dunia bagaikan seorang yang asing, bagaikan dalam perjalanan, hanya berhenti rehat sejenak kemudian melanjutkan perjalanannya.

Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan sebagai orang asing atau seorang musafir'.

Jika seseorang menyadari dan menganggap keberadaannya di dunia hanyalah sementara, seperti orang musafir yang singgah di Rest Area, di tempat berteduh, ia tidak akan selamanya di tempat tersebut ia akan meninggalkannya.

Begitulah dunia, sebesar apapun harapan dan cita-cita yang ingin ia raih di dunia, ia akan meninggalkannya manakala ia sudah berjumpa dengan pemutus kelezatan.

Sebanyak apapun yang ia miliki di dunia, mobil mewah, harta melimpah, rumah megah dan jabatan yang wah pasti akan tinggalnya ketika ia meninggal dunia, kecuali tiga perkara yang terus mengalir pahalanya walaupun ia meninggal dunia.

Shadaqah Jariyah yang diinfakkan di Jalan Allah, ilmu yang bermanfaat yang diamalkan, dan doa anak yang shaleh yang selalu mendoakan kedua orang tuanya.

Para  Rasul dan Nabi mewasiatkan kepada pengikutnya sebagaimana Allh Subhanahu wa Ta'ala berfirman menceritakan tentang keluarga Fir'aun yang beriman yang mengatakan:

Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara) dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. (QS. Ghfir: 39)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun