Sebenarnya saya ingin mencari dan menampilkan rujukan dari pendapat ini agar terlihat sedikit lebih ilmiah dan berbobot, tetapi mengingat bahwa tujuan saya menulis ini bukanlah untuk hal-hal yang berkaitan dengan dunia ilmiah, maka saya urungkan. Toh kabar berita itu sudah sedemikian massif menghiasi wajah depan media kita. Bahkan meme tentang ini banyak bertebaran di media sosial dengan jumlah yang sulit dihitung, dan tulisan lain di sini juga sudah banyak yang mengangkatnya.Â
Sangat masuk akal apa yang menjadi dasar pemikiran menkeu. Lihat saja ilustrasi gambar di atas, itu baru sebagian yang sangat kecil dari jutaan hamparan bahan  yang akan sengaja dibakar oleh masyarakat Indonesia.Â
Banyak wilayah di Indonesia yang setiap tahun sengaja menanam, mengolah dan menjadikannya bahan siap bakar, bahkan diperjual belikan secara resmi ! Yang lebih parah lagi justru bahan itu sengaja diimpor, didatangkan dari luar negeri dengan jumlah yang justru lebih banyak dibanding yang diusahakan oleh masyarakat Indonesia sendiri. Bayangkan potensi asap yang mungkin terbentuk ketika bahan itu dibakar, menkeu melihat itu.Â
Jika asap karhutla saja demikian beracun, dan penanganannya memerlukan uluran tangan sakti presiden, bagaimana dengan asap buatan ini ? Karena itulah saya tulis judul di atas.Â
Temanggung adalah penghasil utama bahan asap dengan kadar racun tertinggi di dunia. Dari 20 kecamatan yang ada di Temanggung, 14 di antaranya adalah sentra produksi bahan asap. Belum lagi di keempat penjuru mata angin Temanggung, yakni Wonosobo, Kendal, Magelang, Batang, Boyolali, Klaten, sampai Yogyakarta, dan Purworejo, semua memiliki sentra penghasil bahan asap, dan banyak di antaranya yang dikirim ke Temanggung.Â
Sudah selayaknya warga Temanggung waspada akan potensi asap ini. Untung saja Temanggung memiliki bupati yang concern dengan permaalahan ini sehingga secara khusus telah membentuk gugus tugas di jajaran pemerintahannya.Â
Gugus tugas yang khusus menangani masalah bahan asap agar tidak sampai merugikan masyarakat, tetapi justru mengusahakan agar menjadi kekuatan daerah.Â
Sebuah langkah solutif yang bermuara pada kekuatan bangsa dan negara dalam berbagai aspek sekaligus, ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan aspek lain baik langsung maupun tidak langsung.Â
Wassalam, Klimbungan 20190919 0137
Referensi :
1. https://nasional.kompas.com/read/2018/09/19/13580801/perpres-cukai-rokok-penambal-defisit-bpjs-kesehatan-
diterbitkan-pendapatan