Erving Goffman dilahirkan di Manville Alberta Canada, 11 Juni 1922. Dalam menciptakan perspektif teoritisnya, Goffman menggunakan berbagai sumber dan menciptakan orientasi khsusus. Ia sering dianggap sebagai teoritisi interaksionisme simbolik.Â
Namun, baginya hal itu terlalu samar untuk memungkinkannya menempatkan diri dalam kategori tersebut. Erving Goffman belajar dengan seorang antropolog ketika S1 di Universitas Toronto Chicago, tetapi bukan dengan ahli interaksionisme simbolik melainkan dengan W.L. Wamer yaitu seorang antropolog.Â
Pertemuan tersebut membawa perkembangan intelektualnya yang bernuansa antropologi sosial. Pada tahun 1980 Goffman dapat dikatakan sebagai tokoh yang berperan dalam membentuk etnometodologi, kajian khusus dalam sosiologi tentang kehidupan sehari-hari. Hingga saat ini teori Goffman tentang panggung drama sangat relevan digunakan dalam dimensi kehidupan sosial.
Dalam analisisnya Erving Goffman melihat individu-individu sebagai objek penelitian secara khusus lebih menekankan pada interaksi tatap muka yang akhirnya tercetus teori Dramaturgi atau teori yang dikembangkan oleh Erving Goffman.Â
Sebelumnya juga sudah diajarkan mengenai teori Dramaturgi saat semester 2. Teori Dramaturgi menurut saya menjelaskan kehidupan sehari-hari kita tidak tampil secara apa adanya, tetapi diatur untuk mendapatkan kesan yang baik dari orang lain.Â
Hal ini adalah panggung depan kehidupan sosial, sementara ada juga panggung belakang yaitu diri kita yang sebenarnya. Kita harus berusaha menutupi semua kebiasaan buruk kita dari orang lain karena dapat merusak citra kita meskipun hal ini adalah realitas terdalam diri kita sendiri. Kita disebut sebagai aktor dari skenario kehidupan sosial sehari-hari.Â
Aktor mengatur dirinya agar tampil dengan sempurna dihadapan orang lain, karena kesan baik dari orang lain yang menjadi tujuan utama dalam kehidupan. Adanya kesan yang baik, orang-orang yang sebagai aktor akan mudah meraih sesuatu yang diharapkan dalam berbagai bidang.
Jika teori Dramaturgi diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat ini saya menjadi mahasiswa. Selama perkuliahan berlangsung saya senantiasa berpakaian dengan rapi, berperilaku, maupun berbicara secara sopan, dan tidak lupa menyiapkan peralatan kuliah seperti buku dan pulpen untuk mencatat hal-hal yang sekiranya penting.Â
Hal inilah yang menjadi panggung depan saya. Sementara yang dinamakan panggung belakang yaitu saat selesai perkuliahan dan pulang ke rumah, saya menjadi individu yang berbeda dari sebelumnya, saya berpenampilan dan bersikap lebih santai.Â
Sebagaimana seorang aktor dalam suatu drama, saat di depan orang lain atau panggung depan harus bisa menjadi karakter yang berbeda dengan menggunakan setting. Sedangkan ketika di panggung belakang bisa memunculkan karakter asli tanpa menyembunyikannya.
Contoh lain dalam kehidupan sehari-hari yaitu saat sedang perjalanan, saya sering menjumpai pengemis dan pengamen berada di daerah lampu merah jalanan raya yang dimana mereka menggunakan pakaian yang lusuh atau tidak layak pakai.Â