Mohon tunggu...
M Noval Fawazzi
M Noval Fawazzi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN KHAS Jember

aku hanyalah bukan adalah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjauhi Sikap Memihak Serta Berbuat Semena-mena dalam Menyelesaikan Suatu Masalah

26 November 2021   01:30 Diperbarui: 26 November 2021   01:34 651
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sebagai negara yang berlandaskan pancasila yang mengandung niai-nilai disetiap komponennya, tentunya tidak hanya untuk kita baca dan cukup diketahui. 

Perlu untuk kita terpakan berbagai nilai-nilai yang sangat berperan penting  untuk kehidupan berbangsa dalam negara, salah satu nilai sila yang mencegah agar manusia tidak bersikap memihak atau berat sebelah serta bersikap biadab yang semena-mena dalam menyelesaikan masalah di kehidupan mereka, yaitu isi nilai sila kedua yang berbunyi “Kemanusiaan yang adil dan ber-adab”, kata kemanusiaan yang terdapat pada kalimat tersebut, dapat kita ketahui bahwa tertuju kepada seluruh penduduk Indonesia tanpa terkecuali, baik rakyat biasa maupun rakyat yang dekat hubunganya dengan pejabat negri. Selanjutnya kata adil yang terdapat pada kalimat itu, Adil berasal dari bahasa Arab yang memiliki arti berada di tengah-tengah, jujur, lurus, dan tulus.

 Secara terminologis adil bermakna suatu sikap yang bebas dari diskriminasi. Berlaku adil kepada semua orang merupakan perilaku terpuji yang perlu dijunjung tinggi oleh semua manusia, tanpa terkecuali. Untuk itu, kita perlu menanamkan sikap adil dalam berbagai aspek kehidupan. Orang yang adil selalu bersikap imparsial, suatu sikap yang tidak memihak kecuali kepada kebenaran. 

Bukan berpihak karena pertemanan, persamaan suku, bangsa maupun agama. Tujuan berbuat adil adalah untuk menciptakan keharmonisan dan kesinergian hidup dalam menjalankan kehidupan. Berbuat adil harus dilakukan kepada siapapun, baik terhadap diri sendiri, orang lain, seluruh ciptaan Allah. 

Selanjutnya kata beradab yang terdapat pada kalimat sila kedua, yaitu seseorang yang memiliki tata krama yg baik ,sopan santun, dan bersikap layaknya insan pada biasanya. sehingga tidak bertingkah laku semaunya, Seperti halnya kejadian yang membuat geger masyarakat  serta  viral di media social di Kota Ambon pada hari Rabu tepatnya tanggal 24 November 2021 sore. Viral Anggota TNI Adu Jotos dengan 2 Polisi karena Tak Terima Ditilang, Kronologi kejadian berawal Pratu TNI Billy yang tak terima motornya ditilang polisi. 

Saat itu dua polisi yakni Bripka Novie dan Bripka Zulkarnain sedang bertugas mengatur lalu lintas. Keduanya melihat satu unit motor tak memakai plat nomor dikendarai seseorang yang diduga teman Pratu Billy. Saat diminta SIM dan STNK, pengendara tersebut tak bisa menunjukkan. Motor lantas ditilang dan dibawa ke pos polisi. Pengendara motor tersebut lantas menghubungi Pratu Billy pemilik motor tersebut. Pratu Billy naik darah emosi tak terima motor miliknya ditilang. 

Akhirnya terjadi adu jotos antara Pratu Billy dengan Bripka Novie dan Zulkarnain. Kepala Penerangan Kodam XVI Pattimura, Kolonel Adi Prayogo Choirul Fajar memastikan aksi bakuhantam Polisi lawan TNI di kawasan Batu Merah Kota Ambon murni kesalahpahaman lalulintas. “Itu kesalahpahaman berlalu lintas saja, sekarang sudah damai,”  Lanjutnya, kejadian ribut TNI vs Polisi itu berakhir damai setelah mediasi kedua pihak di Markas Pomdam XVI Pattimura, Jl Jenderal Ahmad Yani. “Pointnya sudah aman, damai,” ujarnya singkat.

Dari kejadian tersebut dapat kita ketahui bahwa terdapat aparat polisi yang sedang menjalankan tugasnya memantau ketertiban lalu lintas, kemudian ada teman dari pihak aparat TNI mengendarai motor  tidak tertib, sehingga dia ditilang oleh aparat polisi tersebut. 

Dari pihak aparat TNI tersebut mencoba untuk membela temannya yang sedang terkena tilang oleh polisi, akan tetapi pembelaan tersebut bukannya untuk membela kebenaran dan memecahkan permasalahan melainkan dia mengambil keputusan dengan bersikap semaunya dengan memukuli aparat polisi hingga polisi tersebut terkapar sebab pukulan yang diberikan. 

Dapat kita simpulkan, bahwa sikap dari TNI tersebut tidak mencerminkan dari kemanusiaan yang adil yang perilakunya tidak mewujudkan keadilan dengan memihak ke salah satu yang diunggulkan, jika dia termasuk orang yang adil maka secara otomatis dia tidak akan mengambil keputusan untuk menghakimi sendiri, sampai-sampai mengeluarkan kekerasan sehingga seseorang akan berfikir bahwa perbuatanya tidak memiliki adab. Akan tetapi hal tersebut telah terselesaikan dan didinginkan dengan Kodam XVI Pattimura, Kolonel Adi Prayogo Choirul Fajar sehingga mereka kembali damai dari persetruan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun