Mohon tunggu...
M HilmyM
M HilmyM Mohon Tunggu... Lainnya - Mohammad Hilmy Mahdyansyah

Ocean Engineering FTK ITS'19

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Fenomena Rip Currents

27 Januari 2021   11:22 Diperbarui: 27 Januari 2021   11:52 477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
gambar 1 (caping.co.id)

tugas untuk memenuhi penilaian mata kuliah Oseanografi dengan dosen pengampu Drs. Mahmud Mustain M.Sc, Ph.D. di Departemen Teknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Dengan label Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dan sebagian besar wilayah perairan, dengan begitu tentu Indonesia mempunyai banyak destinasi alam berupa tempat wisata pantai. Manfaat pantai pun sangat lah banyak terutama untuk akses dari pulau ke pulau dan refresing bagi para wisatawan. Namun tahukah anda di balik manfaat yang begitu banyak terdapat momok/ancaman bagi para wisatawan.
 
 Rip currents atau arus pecah adalah arus laut yang mengalir menjauhi pantai yang dapat terjadi di area pesisir dengan karakter gelombang pecah. Arus pecah terjadi di permukaan laut dan memiliki kecepatan yang cukup kuat hingga dapat mencapai 2,5 m/ detik, melebihi kecepatan berenang manusia.

Penyebab utama terjadinya Rip currents atau arus pecah adalah arah datang gelombang dan morfologi pantai. Apabila gelombang laut datang dan membentuk sudut pantai di satu titik tertentu maka akan timbul arus pecah. Besar kecilnya Rip current tergantung dengan kecepatan dan tinggi gelombang laut yang datang menuju pantai.

gambar 2 (caping.co.id)
gambar 2 (caping.co.id)

Rip Currents dapat terbentuk di pantai mana saja dengan gelombang pecah (breaking waves). Breaking waves sendiri merupakan suatu gelombang yang amplitudonya mencapai tingkat kritis dimana pada suatu proses tertentu dapat tiba-tiba terjadi. 

Namun, gelombang pecah saja tidak cukup untuk membentuk suatu Rip Currents tetapi juga dibutuhkan adanya variasi arus sejajar pantai (longshore current) dalam suatu gelombang pecah.

Fenomena ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan musim dimana akan memberikan efek di karakteristik gelombang dan mempengaruhi perubahan kontur daripada batrimetri secara signifikan. Oleh karena itu, negara yang memiliki 4 musim mengelompokkan Rip Currents sebagai suatu bencana alam.

Memang negara kita Indonesia hanya terdapat 2 musim saja, namun bukan berarti berarti Rip Currents tidak dapat terbentuk di pantai wilayah Indonesia. Fakta berbicara, Rip Currents tercatat banyak sekali peristiwa yang menelan korban di Indonesia.

Secara umum orang yang terjebak sirkulasi Rip Current akan merasa sangat panik begitupun orang yang di sekelilingnya, namun justru karena kepanikan yang berlebihan itulah dapat menyebabkan potensi kematian yang cukup tinggi. Jelas, mereka yang terjebak sirkulasi Rip current akan melawan arah arus/aliran rip current yang sangat kencang bahkan mustahil untuk mengeluarkan diri dari aliran Rip Current.

Dengan begitu bukan berarti tidak bisa menyelamatkan diri, menurut penelitian ahli dan pakar mengatakan bahwa hal yang bisa dilakukan pertama memposisikan diri setenang mungkin ( tidak panik ), membiarkan seluruh tubuh hanyut pada aliran Rip Current sampai pada kekuatan arus yang sangatlah lemah, baru kemudian berenang ke kiri atau ke kanan sejajar dengan garis pantai ( keluar aliran Rip Current ). Dengan mengikuti instruksi dan tetap tenang maka akan selamat dan lolos dari aliran Rip Current.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun