Mohon tunggu...
Miftahul Hanin
Miftahul Hanin Mohon Tunggu... -

Mahasiswi UIN MALIKI MALANG

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

antara Junk Food, Obesitas dan Malas Bergerak

11 Mei 2015   16:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:09 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Mengkonsumsi junk food untuk waktu yang cukup lama dapat mempengaruhi berat tubuh dan kemampuan mental secara negatif. Pola makan yang salah juga dapat menyebabkan Obesitas pada seseorang. Entah pola makan berproses seperti ini yang menyebabkan kelelahan atau diet menyebabkan obesitas yang menyebabkan kelelahan.

Memang, obesitas dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan yang fatal. Namun, malas bergerak, lebih fatal daripada kegemukan. Sebuah studi menemukan bahwa, kebiasaan tidak aktif bergerak, dua kali lebih mematikan daripada obesitas. Ini bahkan dapat mengancam orang dengan berat badan normal yang malas bergerak. Peneliti dari University of Cambridge mengatakan sekitar 676.000 kematian setiap tahun disebabkan karena, perilaku pasif atau kemalasan beraktivitas. Jumlah tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan 337.000 orang yang meninggal karena masalah berat badan. Mereka menyimpulkan bahwa, semua orang setidaknya harus melakukan aktivitas fisik, seperti berjalan setidaknya 20 menit setiap hari untuk kesehatan. Para ahli juga telah mengatakan bahwa, olahraga atau aktivitas fisik yang cukup penting dan bermanfaat, tak peduli berat badan mereka. "Orang dengan berat badan berlebih biasanya memiliki stigma sebagai orang malas dan tidak disipilin," ungkap Aaron Blaisdell, peneliti asal University of California, Los Angeles (UCLA).

Setelah menyinggung banyak hal tentang obesitas secara umum, ternyata masih ada masalah yang tentunya masih sangat erat dengan obesitas yaitu, obesitas pada anak. Obesitas pada anak adalah kondisi serius yang akan berdampak buruk bagi anak. Tidak hanya mental atau kehidupan mentalnya, kesehatannya juga ikut terancam karena masalah kelebihan berat badan. Anak obesitas berisiko mengembangkan penyakit serius seperti tekanan darah tinggi, diabetes, hingga penyakit jantung di masa mendatang. Kebiasaan makan yang buruk dan gaya hidup malas bergerak adalah penyebab utama, selain faktor hormon dan genetik. Gaya hidup orang tua bisa berpengaruh besar pada anak. Oleh karena itu, orangtua harus mampu menerapkan gaya hidup sehat terlebih dulu. Setelah itu, orangtua bisa membantu mengatur anak agar terhindar dari masalah kegemukan seperti,

ØKebiasaan makan sehat. Dorong anak Anda untuk mengonsumsi makanan sehat dengan menyediakan makanan dengan gizi seimbang. Sediakan mereka buah-buahan, sayuran sehat, serta minta mereka untuk minum air putih daripada minuman dengan pemanis tambahan.

ØSarapan. Jangan biarkan anak melewatkan waktu sarapan. Penelitian telah membuktikan bahwa sarapan membantu menjaga indeks massa tubuh dari waktu ke waktu. Beri makanan dengan kabohidrat sehat untuk menjaga berat badannya dan menambah energi untuk aktivitas di harinya yang aktif.

ØMakan lebih sering. Berikan anak Anda porsi kecil makanan, namun lebih sering. Pastikan anak makan tiga kali sehari, dan tambahkan atau bolehkan anak mengonsumsi camilan kecil dan sehat d antara waktu makan utama. Ini akan mencegah mereka dari kelaparan yang berlebihan, sehingga mereka makan lebih banyak.

ØAktivitas fisik Dorong anak untuk selalu aktif setiap hari. Banyak studi menyarankan agar anak yang aktif bergerak dan bermain setidaknya 60 menit setiap hari. Rencanakan juga waktu untuk bersama-sama beraktivitas fisik seperti bermain permainan aktif, berenang, jalan kaki sebentar, bersepeda, dan lainnya.

ØCek kesehatan Bawa anak Anda ke dokter untuk dicek kesehatannya setidaknya sekali dalam setahun. Orangtua dapat meminta dokter memeriksa kesehatan berat badannya untuk mencegah kelebihan berat badan, selain kondisi kesehatan anak secara keseluruhan.

Berikut ini adalah cara untuk mengetahui apakah anda termasuk dalam kategori obesitas atau tidak. Sebelum mengetahui cara menghitung berat badan ideal, alangkah lebih baiknya kita mengetahui dahulu tentang pembagian berat badan seseorang melalui hitungan indeks tubuh. Adapun berat badan seseorang dibagi-bagi menjadi beberapa bagian melalui hitungan indeks tubuh:

ØObesitas ringan: 20 – 40% dari massa indeks

ØObesitas sedang: 40 – 70% dari massa indeks

ØObesitas berat: >70% dari massa indeks

Cara menghitung indeks massa tubuh:

Contohnya adalah menghitung berat badan ideal Ani.

Tinggi badan Ani : 152,5 cm

Berat Ideal      = 152,5 – 110

= 42,5 kg

Jadi berat badan ideal Ani adalah 42,5 kg. Sedangkan berat Ani masih 40 kg, itu artinya berat bedan Ani untuk mencapai berat ideal masih harus menambah 2,5 kg lagi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun