Mohon tunggu...
Riski Situmorang
Riski Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa | Ilmu Komunikasi | Universitas Sumatera Utara

Mahasiwa S-1 Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara dengan Keterampilan Desain Grafis dan Copywriting. Memiliki Hoby membaca, Membuat desain, Traveling. dan Sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mau jadi Freelance, Reseller, atau Content Creator? Pilihan Side Income Realistis untuk Mahasiswa

7 Oktober 2025   09:23 Diperbarui: 6 Oktober 2025   23:56 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang Mahasiswi sedang Membuat Konten Video (Sumber: DreaminaAI/Riski)

Jujur saja, hidup sebagai mahasiswa di tahun 2025 ini bukan hal yang mudah. Uang saku dari orang tua yang kadang pas-pasan, kebutuhan yang makin banyak, ditambah gaya hidup yang serba digital bikin kita harus pintar-pintar mengatur keuangan. Belum lagi kalau ada teman yang tiba-tiba ngajak nongkrong atau ada barang impian yang pengen banget dibeli. Nah, di sinilah kita mulai berpikir, gimana caranya punya penghasilan tambahan tanpa harus ninggalin kuliah?

Sebenarnya, peluang mencari side income di era digital seperti sekarang tuh sangat terbuka lebar. Kita bisa kerja sambil duduk di kamar kos, bahkan sambil rebahan sekalipun. Tapi masalahnya, pilihan yang ada itu banyak banget sampai kadang bikin bingung sendiri. Freelance katanya menjanjikan, jadi reseller modalnya kecil, atau mungkin content creator yang lagi hits. Pertanyaannya, mana sih yang paling realistis buat kita sebagai mahasiswa yang punya segudang kesibukan?

Freelance: Jual Skill, Tentukan Sendiri Harganya

Freelance atau kerja lepas sudah jadi primadona buat mahasiswa yang pengen cuan tambahan. Konsepnya simpel, kita menawarkan keahlian yang kita punya kepada orang atau perusahaan yang membutuhkan, tanpa perlu terikat kontrak kerja formal. Misalnya kita jago desain grafis, bisa bikin logo atau poster untuk UMKM. Kalau jago nulis, bisa jadi content writer atau copywriter. Bahkan kemampuan editing video, ngoding website, sampai jadi admin media sosial pun bisa dijual.

Keuntungan utama dari freelance adalah fleksibilitas waktu yang sangat tinggi. Kita bisa terima project kapan aja sesuai ketersediaan waktu kita. Mau ngerjain tengah malam habis belajar atau di akhir pekan saat libur kuliah, semuanya terserah kita. Ini sangat cocok buat mahasiswa yang jadwal kuliahnya padat dan gak menentu. Selain itu, penghasilan dari freelance juga bisa lumayan besar kalau kita sudah punya portfolio bagus dan client tetap. Ada teman yang bisa dapat lima sampai tujuh juta per bulan cuma dari freelance desain dan editing video.

Tapi tentu saja, freelance bukan jalan yang mulus tanpa hambatan. Tantangan pertama adalah mencari client di awal-awal, yang mana butuh effort ekstra untuk promosi dan membangun kepercayaan. Kita harus aktif memasarkan diri, entah itu lewat media sosial, platform freelance seperti Sribulancer atau Upwork, atau bahkan dari mulut ke mulut. Belum lagi persaingannya yang cukup ketat karena banyak orang yang juga menawarkan jasa serupa.

Yang sering bikin frustasi adalah client yang rewel atau bahkan yang kabur setelah project selesai tanpa bayar. Ini pengalaman nyata yang sering terjadi, makanya penting banget untuk bikin kesepakatan tertulis di awal dan kalau bisa minta DP dulu sebelum mulai kerja. Terus, freelance juga menuntut kita untuk terus upgrade skill karena standar pasar yang terus berubah. Desain yang tahun lalu hits, belum tentu masih relevan tahun ini.

Secara realistis, freelance cocok buat mahasiswa yang memang sudah punya skill spesifik yang bisa dijual. Kalau kita masih di tahap belajar, mungkin perlu waktu beberapa bulan untuk grinding skill sambil bangun portfolio dulu. Jadi jangan berharap langsung dapat client banyak di bulan pertama. Tapi kalau sudah jalan, freelance bisa jadi sumber income yang stabil dan bahkan bisa dilanjutkan setelah lulus kuliah.

Reseller: Modal Kecil, Keuntungan Konsisten

Pilihan kedua yang lagi banyak diminati mahasiswa adalah jadi reseller atau dropshipper. Bedanya, kalau reseller kita beli barang dulu baru dijual lagi dengan harga lebih tinggi, sementara dropshipper kita cuma jadi perantara tanpa perlu stok barang. Sistemnya, kita promosiin produk dari supplier, kalau ada yang beli, baru kita order ke supplier dan mereka yang kirim langsung ke pembeli. Keuntungan kita dari selisih harga jual dengan harga modal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun