Mohon tunggu...
Lya Fransiska
Lya Fransiska Mohon Tunggu... Hanya manusia biasa yang sedang mencoba berbagi informasi

Orang yang suka menyendiri dan mencoba berinteraksi lewat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Harmoni Hidup Lewat Tri Hita Karana: Dari Arsitektur Hingga Pendidikan SMP

28 September 2025   07:12 Diperbarui: 28 September 2025   13:17 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegiatan bersih-bersih lingkungan sekolah oleh siswa dan guru--- Sumber: Dokumentasi Pribadi (2025)

Nilai-nilai Tri Hita Karana sesungguhnya dapat menjadi inspirasi dalam merancang bangunan sekolah, khususnya di jenjang SMP. Penerapannya bisa terlihat dalam:

  • Parhyangan (hubungan dengan Tuhan): keberadaan musala, pura kecil, atau ruang doa di area sekolah memberi kesempatan siswa melakukan refleksi spiritual.
  • Pawongan (hubungan dengan sesama manusia): aula, lapangan, dan ruang terbuka menjadi pusat interaksi sosial, tempat siswa membangun solidaritas dan gotong royong.
  • Palemahan (hubungan dengan alam): taman sekolah, kebun kecil, ventilasi alami, serta ruang terbuka hijau mencerminkan kepedulian terhadap lingkungan.

Bayangkan sebuah SMP yang menata kelas dengan pencahayaan alami, memiliki koridor terbuka yang sejuk, aula multifungsi untuk kegiatan bersama, serta taman hijau sebagai paru-paru sekolah. Sekolah semacam ini bukan hanya mendukung pembelajaran akademis, tetapi juga menjadi ruang hidup yang membentuk karakter siswa selaras dengan filosofi Tri Hita Karana.

Contoh Nyata Arsitektur Sekolah SMP Berbasis THK di Bali

  1. SMP Negeri 1 Sukasada (Buleleng)
    Sekolah ini dikenal sebagai salah satu sekolah rujukan digital, tetapi menariknya juga tetap menjaga kearifan lokal. Tata ruang sekolah memadukan fasilitas modern dengan ruang terbuka hijau. Area lapangan dan taman sekolah digunakan sebagai pusat interaksi sosial (pawongan), sementara ruang doa tetap disediakan bagi siswa yang ingin beribadah (parhyangan). Keberadaan pepohonan rindang dan taman kecil di sekitar kelas juga menjadi perwujudan palemahan.

  2. SMP Negeri 1 Ubud (Gianyar)
    Berdasarkan penelitian (Education Journal, 2022), SMP ini menerapkan program eko-sekolah yang berorientasi pada lingkungan. Bangunan sekolah didesain dengan ventilasi silang, halaman terbuka, dan ruang hijau yang luas. Taman sekolah tidak hanya memperindah suasana, tetapi juga dimanfaatkan sebagai media belajar IPA, sehingga siswa dapat langsung memahami konsep palemahan melalui praktik nyata.

  3. SMP Bali Island School (Denpasar)
    Sekolah internasional ini mengadaptasi filosofi lokal dalam desain ruangnya. Selain menyediakan student center sebagai ruang interaksi (pawongan), sekolah juga memiliki area refleksi dan ruang doa (parhyangan). Bangunan kelas menggunakan banyak elemen kayu dan terbuka ke arah taman, sehingga tercipta suasana alami yang mendukung pembelajaran berwawasan lingkungan (palemahan).

THK dalam Pendidikan

Lebih dari Sekadar Nilai Akademis

Pendidikan hari ini sering terjebak pada angka-angka rapor. Padahal, inti sekolah adalah membentuk manusia yang utuh. Inilah titik masuk Tri Hita Karana. Penelitian Putra, Suja, & Arnyana (2025) menegaskan bahwa nilai THK bisa dijadikan "DNA" sekolah---mulai dari kurikulum, budaya sekolah, hingga cara guru mendidik.

Praktik Nyata di Lapangan

Beberapa sekolah di Bali sudah membuktikannya:

  1. Di kelas -- Nilai THK diintegrasikan ke pelajaran. Saat belajar ekosistem di IPA, siswa tidak hanya tahu rantai makanan, tapi juga sadar pentingnya menjaga keseimbangan alam (palemahan).
  2. Di luar kelas -- Ekstrakurikuler seperti kerja bakti, penghijauan, hingga gotong royong jadi ajang nyata mempraktikkan pawongan sekaligus palemahan (Mahadewa Journal, 2022).
  3. Manajemen sekolah -- Kepala sekolah yang menerapkan kepemimpinan berbasis THK mampu membangun iklim harmonis antara guru, siswa, dan masyarakat. Dampaknya? Mutu sekolah meningkat (Putra et al., 2025).
  4. Lingkungan sekolah -- SMPN 1 Ubud punya program ekoskolah: menanam pohon, memilah sampah, dan menjaga kebun sekolah. Bukti kecil bahwa palemahan bukan teori, tapi aksi nyata (Education Journal, 2022).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun