Elastisitas harga adalah istilah ekonomi mikro yang memberitahukan seberapa sensitif permintaan suatu barang terhadap perubahan harga. Sementara hukum penawaran dan hukum permintaan menerapkan arah hubungan suatu produk antara harga dan kualitas, elastisitas harga memberitahu seberapa kuat hubungan itu. Dengan kata lain, ini menggambarkan kemiringan kurva penawaran dan permintaan.
Jika elastisitas harga tinggi, perubahan kecil dalam harga akan berdampak besar pada jumlah yang dibeli atau dijual. Jika rendah, bahkan perubahan harga yang signifikan mungkin tidak mengubah banyak volume penjualan. Secara matematis, elastisitas harga dari permintaan dinyatakan seperti ini :
%PERUBAHAN KUANTITAS%
PERUBAHAN HARGA =
ELASTISITAS HARGA PERMINTAAN
CONTOHÂ
Pernahkah memperhatikan bawa harga sebotol air di bandara jauh lebih tinggi dari pada di toko bahan makanan? Itu adalah elastisitas harga di tempat kerja. Karena kamu tidak diperbolehkan membawa air sendiri melalui keamanan, dan karena ada persaingan terbatas di bandara, pilihan terbatas.
Jika seseorang ingin sebotol air itu, akan lebih sensitif terhadap harga daripada saat berada di kota. Dengan kata lain, permintaan untuk sebotol air relatif tidak elastis. Dengan demikian pengecer dapat mendongkrak harga di  bandara dan masih menjual banyak air.
Cara menghitung Elastisitas harga
Elastisitas harga adalah rasio perubahan persentasi harga dan persentase perubahan kuantitas. Menghitungnya dengan membagi keduanya.
%PERUBAHAN JUMLAH/
%PERUBAHAN HARGA = ELASTISITAS HARGA
Karena rumus menggunakan perubahan persentase, rumus yang diperluas adalah :
((JUMLAH BARU / JUMLAH LAMA -1) / ((HARHA BARU / HARGA LAMA )-1) = ELASTISITAS HARGA
Di sisi penawaran, hubungan harga kuantitas adalah positif (harga yang lebih tinggi menghasilkan lebih banyak volume yang disediakan). Jadi elastisitas harga penawaran akan menjadi angka positif. Nilai yang mendekati nol tidak berlaku responsif terhadap perubahan harga, dan nilai yang lebih besar menunjukkan sensitivitas yang lebih besar.
Â