Mohon tunggu...
Moch Luthfi Prayogi
Moch Luthfi Prayogi Mohon Tunggu... Lainnya - sesungguhnya kita adalah milik Allah, dan semuanya akan kembali kepada Allah

Moch Luthfi Prayogi adalah mahasiswa Stiamak Barunawati Surabaya program studi Ilmu Administrasi Logistik dan Kepelabuhanan.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Si Penggenggam Dunia

14 Oktober 2020   11:08 Diperbarui: 14 Oktober 2020   12:02 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah...

Setiap harinya kita jumpai ada banyak bayi yang lahir di dunia. Tentu saja ada perasaan di dalam diri bahwasanya bayi yang baru lahir itu menimbulkan perasaan bahagia dan suka cita... Entah itu anak kita, adik kita atau bayi tetangga kita. Namun, pernahkah kita memperhatikan ada satu kemiripan pada bayi-bayi yang baru lahir?

Coba kita perhatikan bahwa ada kemiripan pada bayi tersebut yaitu tangan mungilnya yang menggengam. Meskipun kita berulang kali mencoba membuka tangannya, maka sang bayi pun akan menggenggam tangan mungilnya kembali.
Bayi dikaruniai oleh Allah Sang Maha Pencipta kemampuan untuk menggenggam. Hal ini mengundang pikiran kita untuk  menyelami makna genggaman tersebut. Sebagian kalangan menjelaskan arti genggaman itu sebagai manusia yang diberi karakter unggul, optimis dan pantang menyerah. Sifat dan karakter yang dibekali oleh Tuhan yang berfungsi untuk bertahan hidup dan beradaptasi di dunia.

Ada juga sebagian orang  mengatakan bahwa makna genggaman itu adalah sifat ingin menguasai atau memiliki segalanya. naluri sebagai manusia yang tak pernah puas terhadap apa yang dimilikinya. Betapa banyak manusia yang punya penyakit hati ingin menguasai apa yang dimiliki manusia lainnya.

banyak-makna-dalam-genggaman-bayi-5f8685b1eb46fe30ec13f582.jpg
banyak-makna-dalam-genggaman-bayi-5f8685b1eb46fe30ec13f582.jpg
Sabda Nabi besar kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yaitu seandainya anak Adam diberikan satu lembah yang penuh dengan emas, pasti dia akan ingin memiliki lembah yang kedua, dan jika seandainya dia sudah diberikan yang kedua, pasti dia ingin mempunyai yang ketiga. Tidak ada yang dapat menutup perut anak Adam kecuali tanah, dan Allâh Subhanahu wa Ta’ala menerima taubat bagi siapa saja yang bertaubat. (HR. Al-Bukhâri, no. 6438).

Nabi telah mengingatkan tentang ambisi dan keinginan manusia yang tiada habisnya. Dan tidak ada yang dapat mencegah keinginan manusia, ambisinya dan angan-angannya kecuali kematian.

Wallahu A’lam, semakin menyelami makna tersebut ke ruang pikiran yang paling dalam, maka semakin kita menyadari ada batas-batas dalam diri kita untuk menjawabnya. Yang akan kita temukan hanya lorong gelap rahasia kebenaran “pesan” pada genggaman bayi manusia.

Hanya Allah yang Maha mengetahui apa yang tidak kita ketahui...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun