Mohon tunggu...
luthfi mutaali
luthfi mutaali Mohon Tunggu... pembelajar/dosen/peneliti/konsultan

saya meminati bidang pembangunan wilayah, tata ruang, ekonomi regional dan perencanaan lingkungan hidup

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

ENERGI NUKLIR, KUNCI SOLUSI ENERGI TERBARUKAN Indonesia MENUJU EMISI NOL

18 Oktober 2025   05:42 Diperbarui: 18 Oktober 2025   05:42 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://share.google/images/aXilWWCtPDfGzryJq

Saat ini saya memiliki kesempatan berinteraksi dengan para ahli Nuklir dalam sebuah kegiatan akademik multidisiplin tentang tinjauan lingkungan hidup terhadap pemanfaatan energi nuklir untuk listrik. Saya tuliskan opini saya bukan sebagai ahli, tetapi pendapat pribadi dengan kedangkalan ilmu dalam memahami kerumitan nuklir di Indonesia. Tulisan 1.

Tren global menuju dekarbonisasi dan komitmen Indonesia untuk mencapai net zero emission pada tahun 2060 semakin mendesak perlunya diversifikasi sumber energi yang lebih agresif dan berkelanjutan. Data terbaru dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025--2034 menunjukkan bahwa pada tahun 2025, batu bara masih mendominasi bauran energi listrik nasional sebesar 64,2%, sementara Energi Baru Terbarukan (EBT) baru menyentuh angka 15,9% (Kementerian ESDM, 2024). Meskipun pemerintah menargetkan peningkatan EBT menjadi 34,3% pada 2034 dan 23% pada akhir dekade ini, serta membatasi pembangunan PLTU baru setelah 2030, laju transisi ini perlu diakselerasi secara signifikan untuk mencapai ambisi emisi nol. Ketergantungan yang masih tinggi pada batu bara, meskipun ada upaya perbaikan, menciptakan tantangan besar dalam upaya mitigasi perubahan iklim dan menjamin ketahanan energi masa depan. Oleh karena itu, penting untuk mengevaluasi secara mendalam seluruh opsi energi terbarukan yang memiliki potensi besar, termasuk energi nuklir, sebagai solusi komplementer yang krusial bagi Indonesia.

Energi nuklir menawarkan keunggulan yang tak tertandingi sebagai sumber energi bersih dan andal, menjadikannya kandidat kuat dalam bauran energi terbarukan Indonesia. Keunggulan utamanya terletak pada kapasitas produksinya yang sangat besar dan stabil (baseload), yang tidak bergantung pada kondisi cuaca seperti energi surya atau angin. Satu reaktor nuklir dapat menghasilkan listrik yang konsisten selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dengan tingkat utilisasi yang sangat tinggi, seringkali di atas 90%, jauh melampaui pembangkit EBT lainnya (International Atomic Energy Agency [IAEA], 2023). Lebih penting lagi, pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) menghasilkan emisi gas rumah kaca yang sangat rendah selama operasinya, menjadikannya alat yang efektif dalam memerangi perubahan iklim (World Nuclear Association, 2023). Selain itu, jejak lahan yang dibutuhkan untuk PLTN relatif kecil dibandingkan dengan pembangkit energi terbarukan lain dengan kapasitas setara, serta efisiensi penggunaan bahan bakarnya yang luar biasa, di mana satu gram uranium dapat menghasilkan energi setara dengan berton-ton batu bara (IAEA, 2023). Potensi ini menjadikannya sebagai pilihan strategis untuk memenuhi kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat, sekaligus memenuhi komitmen lingkungan global.

Banyak negara di dunia telah membuktikan keberhasilan pengembangan energi nuklir sebagai tulang punggung pasokan listrik bersih mereka. Prancis, misalnya, telah lama menjadi pemimpin dalam pemanfaatan energi nuklir, dengan lebih dari 70% kebutuhan listriknya dipasok oleh PLTN, yang secara signifikan mengurangi ketergantungan negara tersebut pada bahan bakar fosil dan emisi karbonnya (World Nuclear Association, 2024). Korea Selatan juga telah berhasil membangun dan mengoperasikan sejumlah PLTN secara efisien dan aman, yang memainkan peran vital dalam pertumbuhan ekonomi dan ketahanan energinya (IAEA, 2023). Bahkan di negara-negara yang secara historis bergantung pada batu bara, seperti Jepang, energi nuklir telah menjadi komponen penting dalam bauran energi mereka untuk mencapai target emisi yang lebih rendah. Pengalaman negara-negara ini menunjukkan bahwa dengan perencanaan yang matang, teknologi yang aman, dan regulasi yang ketat, energi nuklir dapat diintegrasikan secara efektif ke dalam sistem energi nasional, menghasilkan listrik yang andal, bersih, dan terjangkau.

Meskipun potensi energi nuklir sangat menjanjikan, implementasinya di Indonesia tidak lepas dari peluang dan tantangan yang perlu dikelola dengan cermat. Peluang utama adalah kontribusinya terhadap pencapaian target bauran energi terbarukan yang ambisius dan komitmen net zero emission, serta diversifikasi sumber energi yang mengurangi ketergantungan pada batu bara yang semakin tidak berkelanjutan. PLTN dapat menjadi penyeimbang sempurna bagi sifat intermiten dari energi surya dan angin, memastikan pasokan listrik yang stabil dan andal, yang krusial bagi industrialisasi dan kesejahteraan masyarakat. Namun, tantangan yang dihadapi juga signifikan, meliputi persepsi publik yang masih terpengaruh oleh isu keamanan dan limbah radioaktif, kebutuhan akan investasi awal yang sangat besar, kerangka regulasi yang kuat dan independen, serta pengembangan sumber daya manusia yang kompeten dalam bidang teknologi nuklir. Isu keamanan, penanganan limbah radioaktif, dan proliferasi nuklir adalah aspek yang sangat sensitif dan memerlukan penanganan yang transparan, berbasis sains, dan sesuai standar internasional tertinggi, sebagaimana yang selalu diupayakan oleh IAEA.

Merdasarkan analisis terhadap kebutuhan energi nasional, komitmen lingkungan, potensi energi nuklir, serta pengalaman global, Indonesia perlu segera mengadopsi kebijakan yang proaktif dan berpandangan jauh ke depan. Pertama, penguatan kerangka regulasi dan kelembagaan yang independen dan kuat adalah langkah fundamental. Pembentukan badan pengawas nuklir yang memiliki kewenangan penuh dan bebas dari intervensi politik sangat penting untuk memastikan standar keselamatan tertinggi dalam setiap tahapan pengembangan PLTN, mulai dari desain, konstruksi, operasi, hingga penutupan dan pengelolaan limbah. Kedua, peningkatan literasi dan dialog publik yang transparan dan berbasis sains mengenai energi nuklir mutlak diperlukan. Melalui edukasi yang komprehensif mengenai teknologi yang aman, manfaatnya bagi lingkungan dan ekonomi, serta praktik pengelolaan limbah yang terjamin, kekhawatiran publik dapat diminimalisir dan dukungan sosial dapat dibangun. Ketiga, pengembangan sumber daya manusia nuklir secara masif dan berkelanjutan melalui kerjasama internasional, pendidikan tinggi, dan pelatihan profesional harus menjadi prioritas. Keberhasilan pembangunan PLTN sangat bergantung pada ketersediaan tenaga ahli yang kompeten. Keempat, studi kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan yang mendalam serta pemilihan teknologi PLTN yang paling sesuai dengan kondisi Indonesia, termasuk potensi penggunaan Small Modular Reactors (SMRs) yang menawarkan fleksibilitas dan skalabilitas yang lebih baik, perlu segera dilakukan. Kelima, integrasi energi nuklir ke dalam RUPTL dan peta jalan energi nasional secara strategis, bukan sebagai pengganti EBT, melainkan sebagai pilar penyeimbang yang krusial dalam transisi energi menuju emisi nol.

Kesimpulannya, Indonesia berada di persimpangan jalan dalam menentukan masa depan energinya. Data menunjukkan urgensi untuk beralih dari batu bara, sementara komitmen emisi nol menuntut solusi energi yang bersih dan andal. Di tengah berbagai pilihan energi terbarukan, energi nuklir muncul sebagai solusi yang paling potensial untuk memenuhi kebutuhan energi baseload yang stabil, rendah emisi, dan efisien. Dengan pengalaman global yang kaya dan standar keselamatan internasional yang ketat, energi nuklir dapat menjadi komponen kunci dalam bauran energi bersih Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah Indonesia harus segera mengambil langkah-langkah strategis untuk membangun fondasi yang kokoh bagi pengembangan energi nuklir, melalui penguatan regulasi, dialog publik yang transparan, pengembangan SDM, studi kelayakan yang komprehensif, dan integrasi yang bijak dalam kebijakan energi nasional. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan berani, Indonesia dapat mewujudkan masa depan energi yang berkelanjutan, aman, dan bebas emisi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun