Perkenalkan, aku adalah penyair yang terbuang — tumbuh dari luka-luka yang lebih dalam dari parut nadi. Tulisanku bukanlah bait cinta yang lembut bersahaja, ia berdetak dalam irama yang keras menggemakan sumpah.
Ini bukan sekadar puisi, bukan narasi romansa, namun mantra yang lahir dari kumpulan derita. Dalam tinta hitam, aku melakar saksi kesakitan, namun berhati-hatilah pada mereka yang berdusta, sebab puisiku akan berubah menjadi celaka.
Perkenalkan, aku adalah penyair yang tak dirindu. Dari duka aku menempa cinta yang pilu. Dalam tiap baitku, tersimpan dendam, doa, dan arah — di sanalah letak magis tulisanku yang liar dan megah.