Olimpiade Merah Uni Soviet
Spartakiad:Sebanyak 295 atlet berkostum putih dan biru dongker berjalan mengikuti Yakov Kucenko yang memegang bendera merah berpalu arit dalam upacara pembukaan Olimpiade Musim Panas di Helsinki, Finlandia, 19 Juli 1952. Atlet negeri beruang merah berhasil membawa pulang 71 medali, 22 di antaranya medali emas.Â
Empat tahun setelahnya, Uni Soviet kembali berkompetisi dalam Olimpiade Musim Dingin Italia 1956. Hingga keruntuhannya pada 1991, sepuluh kali partisipasi dalam Olimpiade Musim Panas dan sembilan kali partisipasi dalam Olimpiade Musim Dingin mengantarkan Uni Soviet sebagai negara dengan jumlah perolehan medali terbanyak kedua di dunia, persis di bawah Amerika Serikat.Â
Moskow pun sempat menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas 1980, meski dihujani boikot akibat invasi Uni Soviet ke Afghanistan.
Meski berhasil mengantongi segudang prestasi dalam ajang Olimpiade, sebelum 1952, Uni Soviet, yang berdiri pada 30 Desember 1922, tak pernah sekali pun mengirim kontingen ke Olimpiade karena alasan ideologis. Olimpiade dianggap sebagai ajang olahraga kapitalis kelas borjuis.Â
Meski begitu, beberapa federasi olahraga internasional dengan terbuka menerima keanggotaan Uni Soviet. FIFA dan IAAF, misalnya. Bulan Oktober 1934, tim Cekoslovakia diizinkan bertanding melawan tim Uni Soviet. Sebagai gantinya, digelar Spartakiad, ajang olahraga merah ala Uni Soviet. Â
Upaya Menandingi Olimpiade Kapitalis
Dikutip dari Globalizing Sport: National Rivalry and International Community in the 1930s (2006), Uni Soviet, dalam usahanya mengembangkan alternatif terhadap sistem olahraga kapitalis, membentuk Red Sport International (Sportintern) yang berada di bawah kontrol Komunis Internasional.Â
Sportintern mengusung apa yang disebut sebagai olahraga proletarian, sebuah alternatif dari olahraga kapitalis dan olahraga sosialis. Olahraga sosialis berada di bawah naungan Socialist Workers' Sport International yang didirikan pada 1920.Â
Gerakan kiri Eropa pada masa itu memang terpecah ke dalam kubu komunis dan sosialis. Sebagai imbasnya, Socialist Workers' Sport International melarang partisipasi atlet Uni Soviet dalam Olimpiade Pekerja Internasional, olimpiadenya kubu sosialis.Â
Sportintern kemudian mengembangkan Spartakiad sebagai tandingan terhadap Olimpiade. Nama Spartakiad diambil dari Spartacus, gladiator yang memimpin pemberontakan budak terhadap Roma. Berbeda dengan Olimpiade "borjuis" yang mulanya merupakan festival penghormatan terhadap dewa-dewi Olympus.Â