Mohon tunggu...
Mohammad Lutfi
Mohammad Lutfi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Tenaga pengajar dan penjual kopi

Saya sebenarnya tukang penjual kopi yang lebih senang mengaduk ketimbang merangkai kata. Menulis adalah keisengan mengisi waktu luang di sela-sela antara kopi dan pelanggan. Entah kopi atau tulisan yang disenangi pelanggan itu tergantung selera, tapi jangan lupa tinggalkan komentar agar kopi dan tulisan tersaji lebih nikmat. Catatannya, jika nikmat tidak usah beri tahu saya tapi sebarkan. Jika kurang beri tahu saya kurangnya dan jangan disebarkan. Salam kopi joss

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Pesona Bahasa Madura yang Memudar

18 April 2020   21:16 Diperbarui: 18 April 2020   21:15 806
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar dari rumahliterasisumenep.org

Perspektif kurang gaul ini biasanya muncul dikalangan generasi muda. Generasi muda lebih menyukai penggunaan kata-kata gaul dibandingkan bahasa Madura. Darimanakah bahasa gaul diperoleh? Bahasa gaul biasanya diperoleh dari berbagai sumber khususnya media elektronik, seperti televisi, media massa, dan media social (facebook, twitter, instagram dan lain-lain).

Dari beberapa media seperti itulah anak-anak menginterpretasi dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa gaul dipandang bahasa yang kekinian oleh generasi muda dibanding bahasa Madura yang dianggap bahasa kekunoan. Bahasa gaul dipandang lebih menunjukkan eksistensi daripada bahasa Madura.

Prestise

Prestise berkaitan dengan kewibawaan. Pandangan dimana bahasa daerah (bahasa Madura) dianggap lebih rendah kedudukannya dari bahasa Indonesia atau bahasa asing. Oleh karenanya, banyak orang lebih bangga menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa asing dibandingkan bahasa Madura.

Bahasa Madura adalah bahasa penghubung/komunikasi antarindividu di pulau Madura yang sejatinya memiliki tempat tersendiri di hati para penuturnya. Sejatinya pula para penutur harus memiliki rasa bangga terhadap bahasa Madura yang dikenal dengan bahasa yang unik. Dengan munculnya kebanggaan menggunakan bahasa Madura di hati penuturnya, maka secara otomatis dapat melestarikan bahasa Madura.

Keluarga


Jika kita ingat pribahasa buah jatuh tidak jauh dari pohonnya maka kita dapat mengasumsikan  juga bahwa bahasa anak tidak akan jauh dari bahasa orang tuanya. 

Jika bahasa orang tua adalah bahasa Madura, maka bahasa anak adalah bahasa Madura pula. Itulah kesimpulan yang dapat diambil jika tidak ada problematika penggunaan bahasa dalam sebuah keluarga.

Dewasa ini, sesuai dengan perkembangan zaman, kita tidak serta merta dapat menebak lagi kalau sebuah keluarga bapak dan ibu berbahasa Madura maka anaknya akan berbahasa Madura pula. Sekarang ini sudah banyak anak-anak yang dari awal sudah diajari berbahasa Indonesia.

Memang tidaklah keliru mengenalkan sejak dini bahasa persatuan kita yaitu bahasa Indonesia, tapi jangan dilupakan bahasa ibu pertama kali adalah bahasa Madura. Bahasa Madura harus tetap dilestarikan mulai dari lingkungan keluarga. Keluarga harus memberikan perhatian tentang bahasa Madura kepada anak-anaknya agar bahasa Madura tidak memudar penggunaannya.

Lalu bagaimanakah cara menjaga agar bahasa Madura tetap lestari? Caranya ada dua yaitu adanya kebijakakan pemerintah untuk memasukkan  bahasa Madura kedalam dunia pendidikan dan sikap bahasa penuturnya. Sikap bahasa merupakan keadaan mental penutur dalam menyikapi suatu bahasa (Kridalaksana,2001).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun