Palace tidak tinggal diam. Mereka menyamakan kedudukan pada menit ke-63 melalui sepakan keras Michael Olise dari luar kotak penalti. Bola yang meluncur deras tidak mampu dihentikan kiper Liverpool, Alisson Becker. Gol tersebut mengubah momentum laga dan membuat Palace semakin percaya diri.
Menjelang akhir pertandingan, kedua tim sempat memiliki peluang emas, namun skor 1-1 bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. Sesuai regulasi Community Shield, laga langsung dilanjutkan ke adu penalti tanpa perpanjangan waktu.
---
Drama Adu Penalti
Di babak tos-tosan, Palace tampil lebih tenang. Penendang pertama mereka, Eberechi Eze, sukses menaklukkan Alisson. Liverpool yang diwakili Dominik Szoboszlai mampu menyamakan kedudukan, namun di sinilah Henderson mulai menunjukkan kelasnya. Ia menepis tendangan kedua Liverpool yang dieksekusi Cody Gakpo.
Palace melanjutkan tren positif dengan dua penendang berikutnya sukses mencetak gol, sementara Henderson kembali menjadi mimpi buruk bagi Liverpool setelah menahan eksekusi Curtis Jones. Pada penendang kelima, Devenny menutup adu penalti dengan sepakan keras ke pojok kanan atas gawang, memastikan skor akhir 4-2 untuk Palace.
---
Makna Kemenangan untuk Palace
Bagi para pendukung Palace, kemenangan ini terasa lebih dari sekadar trofi pramusim. Ini adalah simbol bahwa klub yang sering dipandang sebagai tim papan tengah Premier League mampu bersaing di panggung besar. Apalagi, lawan yang mereka hadapi adalah Liverpool, tim yang dalam beberapa tahun terakhir menjadi penantang utama gelar juara liga dan Eropa.
Bagi pelatih Oliver Glasner, keberhasilan ini adalah bukti kematangan taktik dan mental anak asuhnya. "Kami bermain dengan hati. Semua pemain menunjukkan keberanian dan keyakinan bahwa kami bisa menang. Ini hadiah untuk fans yang selalu bersama kami," ujarnya usai laga.
---