Mohon tunggu...
lutfi fitriano
lutfi fitriano Mohon Tunggu... Lainnya - Universitas Pertahanan Republik Indonesia

Saat in saya S2 Prodi Teknologi Penginderaan Universitas Pertahanan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Kebijakan Power Wheeling dari Palm Oil Mill Excess Power: Analisis Politik dan Dampaknya terhadap Pertahanan Negara dan Kebutuhan Militer

7 Mei 2024   17:39 Diperbarui: 7 Mei 2024   18:29 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dengan sumber daya alam yang melimpah, termasuk kelapa sawit, Indonesia adalah negara kepulauan yang luas. Pernahkah kita berpikir tentang apa yang terjadi jika kelebihan energi dari pabrik kelapa sawit ini dapat diubah menjadi energi listrik? Kebijakan putar daya Palm Oil Mill Excess Power berasal dari pemikiran ini. Ini adalah langkah pintar yang dapat mengubah "sampah" menjadi "emas". Kebijakan ini seperti mencari harta karun di lautan lepas. 

Memanfaatkan lebih banyak energi dari pabrik kelapa sawit tidak hanya akan mengurangi limbah tetapi juga akan membuka peluang untuk membantu daerah terpencil, terdepan, dan tertinggal (3T) di Indonesia. Coba bayangkan bahwa cahaya listrik membawa harapan dan kemajuan ke seluruh negeri. Namun, perlu diperhatikan bahwa, seperti halnya dua mata uang, kebijakan ini juga dipengaruhi oleh dinamika politik yang sangat kompleks.

Di satu sisi, pemerintah dan pihak swasta (IPP) ingin melakukan kebijakan ini untuk menarik investasi dan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. Sebaliknya, sebagai operator sistem listrik nasional, PLN kadang-kadang merasa seperti sedang berada di pesta tanpa diundang karena khawatir akan gangguan dan pemadaman yang mungkin disebabkan oleh integrasi sistem baru ini. Bagaimana dengan kebutuhan pertahanan negara dan militer? 

Di sini, kebijakan wheeling power bertindak seperti karakter epik yang membawa api ke desa-desa yang jauh. Dengan distribusi listrik yang lebih baik, operasi militer di daerah 3T menjadi lebih aman. Ketika pengawasan wilayah perbatasan menjadi lebih efisien, komunikasi menjadi lebih lancar, dan tentu saja, semangat pasukan yang bertugas di garis terdepan meningkat. 

Dari perspektif militer, strategi pertahanan negara menjadi seperti benteng yang kokoh dengan setiap sisi terang benderang yang sulit ditembus oleh kegelapan. Ironinya, meskipun kebijakan ini tampaknya merupakan solusi yang ideal, birokrasi dan regulasi yang belum terintegrasi sering menghalangi mereka dari berjalan, seperti naga yang harus dikalahkan dalam cerita dongeng. Power wheeling adalah pedang bermata dua dalam metafora ini: memberi cahaya, tetapi harus digunakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan luka yang tidak diinginkan. 

Pengamat energi dan politik harus bersaing seperti atlet Olimpiade, mereka harus tidak hanya pandai membuat kebijakan tetapi juga tangkas dalam mengatasi medan politik yang licin dan sulit. Seperti penonton di tribun, kita semua menunggu dengan penuh antusias apakah kebijakan ini akan membawa Indonesia ke medali emas atau justru akan gagal di garis finish. Tidak peduli apa pun, penggerak listrik Palm Oil Mill Excess Power ini merupakan langkah maju yang berani dan babak baru dalam sejarah panjang pembangunan energi berkelanjutan di Indonesia. Siapa yang tidak ingin Indonesia menjadi terang benderang, maju, dan bebas dari ketergantungan pada energi fosil yang semakin mengikis Bumi kita yang indah ini? 

Setiap tindakan kebijakan yang diambil pastikan meningkatkan harapan masyarakat, seperti petani yang menantikan hujan di musim kemarau. Semua perhatian tertuju pada pemerintah dan pihak-pihak terkait untuk menghasilkan hasil yang dapat dirasakan hingga ke akar rumput masyarakat. 

Dalam perdebatan ini, sering kali kita melihat bagaimana kepentingan politik bermain, layaknya aliran yang tidak terlihat yang sangat memengaruhi jalan kapal. Pemerintah, pengusaha, dan masyarakat harus bekerja sama untuk memastikan bahwa kebijakan wheeling power ini berjalan dengan benar. 

Pemerintah, seperti konduktor konser musik, harus dapat mengatur ritme agar tidak ada instrumen yang mendominasi atau tertinggal. Dalam konteks pertahanan negara, memperluas akses listrik di wilayah 3T tidak hanya menjamin pasokan energi untuk keperluan militer, tetapi juga memungkinkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun