Setiap anak  memiliki kecerdasan masing-masing didalam dirinya yang disebut dengan multiple intelegent. Dengan mengasah atau mengembangan kecerdasan pada dirinya dengan cara belajar, maka dalam konteks belajar tersebut memiliki peran penting.  Siregar dan Nara 2010 berpendapat bahwa suatu kemampuan yang berarti intelegent (kecerdasan) menunjukan suatu kemahirnya dan ketrampilan seseorang dalam memecahkan persoalan dan kesuliatan yang ditemukan dalam hidupnya atau kemampuan yang dimiliki sudah ada sejak dini, meski didalam pendidikan dapat dikembangankan. Yang dimaksud dengan pendapat tersebut bahwa anak memiliki cara yang baik, luwes, kelancaran dalam menyampaikan ide dan terampil dalam menyelesaikan masalahan yang dihadapi.
Kecerdasan merupakan realitas yang ada pada diri anak  muncul melalui sistem otak,  pikiran manusia dan pola hidupnya. Teori kecedasan telah dikembangan selama 15 tahun teakhir ini, dengan menggunakan kemampuan yang nilai melalui tes kecerdasan dan mengesampingkan pengetahuan lainnya. Gardner menyatakan sembilan kecerdasan yang harus dipertimbangkan:
Kecerdasaan Kinestetik-jasmani: Kecerdasan kinestetik jasmani berhubungan dengan motorik kasar pada anak atau kecerdasan fisik yang mengalami secara  nyata, dimana anak mempunyai bakat mengendalikan gerak tubuh dan juga ketrampilanya dibidang atlet, pengrajin, ahi bedah. Ciri-ciri kecerdasan kinestik orang yang cekatan terhadap apapun, tidak bisa diam selalu bertingkah, belajar melalui memanipulasi dan praktek, menyukai permainan yang menyibukan.
Kecerdasan linguistik: Kecerdasan lingustik berhubungan dengan kemampuan berfikir dalam bentuk kata-kata. Menggunakan bahasa untuk mengeskpresikan dan mengola sekaligus menggunakan kata yang benar, biasa kecerdasan linguistik ini merupakan kecerdasan para jurnalis, juru bicara, pengacara. Ciri-ciri kecerdasan linguistik suka menulis (artikel, cerpen), suka berbicara didepan orang banyak, menyukai dalam bidang seni (drama, komedi), suka berdiskusi dan menanggapi dengan lancar.
Kecerdasan logis-matematis: Kecerdasan logis-matematis berhubungan dengan angka dan logika, menalar dengan baik, mencerna pola-pola yang panjang. Â Biasa yang memiliki kecerdasan ini merupan pakar matematika, ilmuan, akuntan. Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerddasan logis-matematis menyukai permainan yang strategis(teka-teki, puzzle), berpenmapilan rapi, banyak bertanya jika apa yang tidak dipahami, sangat suka dengan pelajaran berhitung (matematika).
Kecerdasan spasial: Kecerdasan yang berhubungan dengan cara berfikir anak menggunakan gambar kemampuan untuk menyerap kecerdasan ini sama dengan kognitif cara berfikir anak. Ciri-cici anak yang mempunai kecerdasan spasial pandai dan suka menggambar, suka bermain puzzle, berpenampilan rapi, suka melamun.
Kecerdasan musical: Kecerdasan yang berhubungan dengan, bunyi nada, yang berkaitan dengan alat musik. Dengan cara mengamati, menbentuk dan mengeskpresikan musik. Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan musical senang memainkan alat musik, senang bernyanyi, berpenampilan rapi, bernyani dengan nada yang tepat.
Kecerdasan naturalis: Kecerdasan yang berhubungan dengan kepekaan terhadap alam. Mempunyai pengetahuan yang tinggi tentang alam seperti tumbuhan, keindahan alam. Ciri-ciri orang yang mempunyai kecerdasan naturalis suka menjelajahi alam (muncak, berkunjung ke taman), suka mengamati tumbuhan, memelihara tanaman atau binatang dirumahnya.Â
Kecerdasan antar pribadi: Kecerdasan yang berhubungan dengan bekerja sama orang lain, kecerdasan ini mengembangakan interaksi sesama orang atau perkembangan sosial. Ciri-ciri orang yang mempunayi kecerdasaan antar pribadi suka bergaul dengan siapa saja, mempunyai banyak teman, berani menjadi pemimpin, memiliki rasa perhatian yang tingi untuk teman-temannya.
Kecerdasan intra pribadi: Kecerdasan yang berhubungan dengan diri sendiri, mengontrol emosinya, menggunakan pemahamannya sendiri (memiliki pendapat sendiri tetapi tujuan sama dengan orang lain).
Kecerdasan eksistensial: Kecerdasan yang berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk menjawab persoalan terdalam esksestik atau cenderung memandang masalah-masalah dari sudut pandang. Ciri-ciri saat bekerja sering berbicara sendiri, lebih cenderung mengutamakan keinginannya.