Pendidikan karakter adalah hal yang utama untuk ditanamkan pada murid. Ada istilah bahwa adab lebih tinggi daripada ilmu. Namun sebagian orang saat ini masih tidak mengindahkan itu. Anak adalah tanggungjawab orang tua, apalagi untuk proses pembentukan karakternya. Ibu adalah madrasah keluarga, karena berawal dari rumahlah bagaimana karakter seorang anak itu akan terbentuk. Saat ini banyak cerita tentang siswa yang melawan gurunya karena tidak suka dengan cara didik di sekolah. Bahkan ada kisah bagaimana seorang kepala sekolah diberhentikan karena dianggap telah menampar siswanya yang merokok. Orang tua malah melaporkan sang kepala sekolah ke pihak yang berwajib. Dan pada akhirnya sanksi yang diterima sang kepala sekolah. Walaupun di akhir kisah ini berujung damai, tetap saja pendidikan di Indonesia telah tercoreng. Guru selalu dianggap salah ketika berusaha mendidik muridnya dengan aturan sekolah. Padahal seharusnya ketika anak diserahkan kepada sekolah untuk diberikan pendidikan dan pengajaran, orang tua menyerahkan sepenuhnya kepada para pendidik. Tentunya setiap sekolah mempunyai visi dan misi dalam rangka mendidik siswanya agar ketika selesai menjalankan perannya di level pendidikan tertentu mereka mempunyai bekal untuk masa depannya. Bekal yang tidak hanya ilmu pengetahuan, tetapi juga akhlaq yang mulia dan perubahan yang lebih baik.
Adalah pekerjaan rumah bagi sekolah untuk melakukan pendidikan karakter bagi murid-muridnya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memulainya yaitu dengan mengadakan kegiatan yang bisa menumbuhkan rasa cinta mereka terhadap alam dan lingkungannya. Banyak hal yang bisa dilakukan untuk melakukan kegiatan tersebut, misalnya dengan adanya pendidikan ekologi bagi para murid. Jenis kegiatannya seperti melakukan penghijauan di lingkungan sekolah, piket kebersihan kelas dan sekitarnya, atau bisa juga dengan membuat komunitas bank sampah. Di berbagai kegiatan ini murid diharapkan bisa memiliki rasa tanggungjawab terhadap lingkungan sekitarnya atau ruang lingup dimana mereka berkegiatan. Selain itu mereka juga bisa belajar bagaimana mengelola komunitas yang ada. Misalnya dengan gerakan penghijauan sekolah mereka bisa belajar bagaimana cara menanam pohon, memupuk, dan merawatnya. Hal ini akan menimbulkan rasa cinta kasih dalam jiwa mereka terhadap lingkungannya. Â
Kegiatan selanjutnya yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kebersihan sekolah. Murid terjadwalkan untuk melaksanakan piket harian. Dengan demikian mereka pun akan menjalankan tanggungjawabnya dalam menjaga kebersihan lingkungan. Sampah dibuang pada tempatnya dan kondisi kelas dibuat serapih dan senyaman mungkin, sehingga mereka merasakan kenyamanan dalam belajar. Tidak ada lagi lingkungan kotor jika kebersihan sekolah dilaksanakan secara rutin.Â
Ketika kebersihan dan kenyamanan lingkungan sudah terlaksana, pekerjaan rumah berikutnya adalah bagaimana cara mengelola sampah yang merupakan sumber kotoran di sekolah. Sampah di sekolah terkadang lebih banyak daripada sampah rumah tangga pada umumnya. Untuk mengatasi hal tersebut maka sekolah mendirikan bank sampah. Bank sampah yang akan  mengelola sampah hasil dari jajanan murid-murid. Sampah dipilah menjadi beberapa jenis, seperti organik, non organik, ataupun campuran. Siswa dilibatkan dalam pengelolaan sampah agar mereka kembali belajar bagaimana mendapatkan solusi dari banyaknya sampah di sekitar sekolah bahkan mungkin di lingkungan rumahnya. Semua ini dilakukan bukan untuk menjadikan siswa sebagai pemulung, tapi mendidik mereka bagaimana cara berwirausaha dengan memanfaatkan sisa-sisa atau sampah yang bisa dipilah. Selain ilmu yang mereka dapatkan, hal ini juga dalam upaya meningkatkan jiwa enterpreneurship pada murid. Bahwa sampah juga bisa menjadi rupiah dan sumber penghasilan jika pengelolaannya terarah. Sampah seperti emas hitam yang bisa menjadi barang berharga. Tidak semua barang sisa itu menjijikan dan dibuang begitu saja, karena pada kenyataannya masih bisa dimanfaatkan jika dikelola dengan baik.Â
Dari berbagai hal ini dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter bisa terbentuk dari hal-hal sederhana dan bahkan dengan media bahan atau barang sisa yang dianggap sudah tidak berguna.Â
Semoga bermanfaat