Mohon tunggu...
Hai Polri
Hai Polri Mohon Tunggu... Swasta

Tetap Sehat , Kuat , Semangat

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Pisang Sanggar untuk Nenek: Sentuhan Kemanusiaan Kapolda Kaltara di Tengah Banjir

24 Mei 2025   13:42 Diperbarui: 24 Mei 2025   13:42 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
"Pisang Sanggar untuk Nenek": Sentuhan Kemanusiaan Kapolda Kaltara di Tengah Banjir

Kompasiana, Bulungan -- Kamis, 22 Mei 2025, menjadi hari yang tak biasa bagi warga Desa Penjalin, Kecamatan Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan. Di tengah upaya pemulihan pascabanjir yang melanda wilayah tersebut, sebuah momen penuh makna tercipta saat Kepala Kepolisian Daerah Kalimantan Utara, Irjen Pol Hary Sudwijanto, S.I.K., M.Si., mengunjungi salah satu warga lansia, Nenek Maimunah.

Bukan sekadar bentuk kunjungan dinas atau rutinitas formal, pertemuan ini mencerminkan sisi paling manusiawi dari seorang pemimpin. Saat masyarakat masih berjuang bangkit dari dampak banjir, Kapolda justru memilih menyambangi sosok sederhana yang selama ini hidup dalam keheningan dan keteguhan: seorang nenek sepuh yang tinggal di sebuah pondok kecil di pinggir desa.

Keteguhan Hidup di Senja Usia

Nenek Maimunah adalah potret ketabahan. Meski memiliki anak-anak yang tinggal tak jauh dari rumahnya, ia memilih hidup mandiri. Pondok mungil yang menjadi tempat berteduhnya tidaklah mewah. Namun, di dalamnya tersimpan keteguhan hati seorang perempuan tua yang tak mau merepotkan siapa pun, termasuk anak-anaknya. Baginya, kemandirian adalah harga diri. Dan kesederhanaan adalah kebahagiaan.

Saat Kapolda datang langsung ke pondoknya, sang nenek menyambut dengan senyum hangat, seperti menyambut anak yang lama tak pulang. Tidak ada jarak antara seorang pejabat tinggi negara dengan seorang warga biasa. Yang ada hanyalah rasa saling menghormati dan kasih yang mengalir tulus dari hati ke hati.

Percakapan yang Menggetarkan Nurani

Mereka berbincang santai, tanpa sekat. Layaknya anak dan ibu. Sesekali terdengar tawa kecil. Di sela percakapan, Kapolda bertanya dengan nada hangat, "Nenek pingin apa? Nanti saya bawakan."

Jawaban Nenek Maimunah begitu sederhana, namun menggetarkan hati siapa pun yang mendengarnya: "Pingin pisang sanggar aja, Nak."

Pisang sanggar---makanan tradisional yang sangat sederhana. Tak meminta bantuan besar, tak mengeluh soal rumah yang sederhana atau keterbatasan yang dimiliki. Hanya satu permintaan yang keluar dari hati yang penuh syukur: pisang sanggar.

Makna Sebuah Kehadiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun