Sementara itu, di tengah lesunya perekonomian nasional, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat total utang paylater masyarakat Indonesia di sektor perbankan menyentuh angka Rp 22,78 triliun per Maret 2025. Meski porsi kredit paylater perbankan tercatat hanya 0,29%, tetapi angka ini terus mencatatkan pertumbuhan yang tinggi secara tahunan.
Sebenarnya, trend penggunaan paylater kini telah menjadi fenomena global.
Harian Kompas (19/1/2025)Â dengan mengutip hasil analisis Coherent Market Insight 2020 menyatakan pasar platform global BNPL atau paylater yang pada tahun 2017 bernilai 5 miliar dolar AS Â diperkirakan akan mencapai lebih dari 33,64 miliar dolar AS pada 2027 mendatang.
Kawasan Asia Pasifik diperkirakan akan mencatatkan pertumbuhan penggunaan paylater yang signifikan.
Afterpay, salah satu pemain utama penyedia layanan paylater di Australia, telah melayani sebanyak lebih dari 1 miliar transaksi di seluruh dunia sejak peluncuran pertamanya pada tahun 2014 silam. Selama satu dekade ini pula, Afterpay berhasil mendapatkan lebih dari 24 juta konsumen aktif dan terhubung dengan lebih dari 348 ribu merchant global.
Dampak Paylater bagi Kesehatan FinansialÂ
Perencana keuangan Mike Rini mengatakan kenaikan piutang pembiayaan paylater akan berdampak pada kesehatan finansial penggunanya, terutama bagi Gen Z yang mendominasi penggunaan paylater.
Di satu sisi, paylater menawarkan kemudahan akses untuk membeli barang tanpa membayar uang muka sehingga dapat digunakan ketika ada kebutuhan mendesak. Namun, kemudahan ini juga dapat membuat penggunanya terjerat utang jika mereka berbelanja di luar kendali.
Rini juga mengatakan pengguna paylater yang tidak memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen utang berpotensi meningkatkan risiko kredit macet. Ditambah dengan kondisi ekonomi saat ini yang penuh ketidakpastian, risiko kredit macet akan makin tinggi jika pengguna mengalami kesulitan finansial.
Sebuah survei dari Harris Poll yang dikutip oleh Bloomberg menunjukkan sebanyak 54% responden mengatakan bahwa paylater membuat mereka menghabiskan uang lebih banyak di luar kemampuan finansialnya. Adapun dampak lainnya antara lain memperburuk kondisi keuangan, kesulitan untuk berpegang pada anggaran bulanan, memperburuk skor kredit sampai pengeluaran jadi tidak terkendali.