Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Benarkah Pemikiran 'Kiri' Berbahaya?

30 September 2022   11:10 Diperbarui: 30 September 2022   11:25 1752
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi buku-buku kiri-foto oleh: Ulfa Rahayu/kumparan

Saya pikir menganggap pemikiran kiri berbahaya itu berlebihan. Suka tidak suka,  faktanya republik ini berdiri juga atas pemikiran dan kontribusi orang-orang kiri. 

Ide-ide dan sikap mereka pun sebenarnya progresif, banyak yang baik bahkan layak dipertimbangkan untuk mengatasi berbagai masalah sosial kita hari ini. 

Pemikiran, Sikap dan Kontribusi Tokoh-tokoh Kiri

Jika Anda menganggap jadi pejabat publik itu bisa hidup mewah dan kaya, coba lihat kehidupan Wakil Ketua CC PKI dan Wakil Ketua DPR Gotong Royong, M.H. Lukman. 

Ia tinggal di rumah kontrakan yang kecil dan sering pindah-pindah, makan seadanya, sekalinya bisa makan dengan menu agak 'mewah', hampir bisa dipastikan ada barang berharga di rumah itu yang dijual secara diam-diam.

Saking sederhana hidupnya, bagian rumah tangga DPR yang ketika itu menginspeksi rumah dinasnya di Menteng, kaget menyaksikan isi rumah Lukman yang hampir tidak ada perabotan atau barang berharga. 

Ketika Lukman pada akhirnya mengizinkan berbagai perabotan masuk ke rumah itu, ia mewanti-wanti keluarganya kalau semua benda tersebut adalah inventaris negara, milik rakyat dan suatu saat semua harus dikembalikan. 

Asmoe Tjiptodarsono, pemimpin Barisan Tani Indonesia (BTI)--organisasi tani paling revolusioner pada zamannya--merancang dan menjalankan program-program brilian yang bertujuan menyejahterakan petani. 

Ia memulainya dengan menghancurkan pemikiran klenik dan takhayul yang berkembang di masyarakat desa, memberantas buta huruf (fyi: pada saat itu angka buta huruf di kalangan petani sangat tinggi), koran-koran dan buku-buku masuk desa, pembentukan kantong-kantong kader petani, memperkenalkan koperasi, membangun sekolah dan institut pertanian hingga memahamkan ideologi pada para petani agar petani tidak mudah dibodohi oleh orang-orang licik yang gemar menindas dan merugikan mereka. 

Dengan kata lain, petani dibekali dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan. Tidak hanya soal pertanian tapi juga ekonomi, politik bahkan seni budaya. 

Bagi Asmoe, bertani modern adalah bertani dengan riset. Oleh karena itu, BTI rajin melakukan riset dan inovasi pertanian untuk mengatasi ancaman krisis pangan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun