Makanya dulu kalau belanja baju Lebaran, saya lebih suka datang saat masih awal-awal Ramadan atau beberapa hari sebelum masuk tanggal 1 Ramadan. Kenapa?
Alasannya di waktu-waktu itu mal tidak seramai seperti saat dekat-dekat Lebaran. Hari-hari dekat Lebaran itu berarti termasuk 10 hari terakhir Ramadan. Nah, daripada 10 hari terakhir Ramadan saya kacau gara-gara mikir diskonan, mending saya memfokuskan diri pada ibadah di hari-hari krusial ini.
Kondisi pandemi yang menuntut kita untuk menghindari kerumunan justru menjadi alasan kuat bagi saya untuk tidak keluyuran di maal demi baju baru.
Eh, tapi kan bisa disiasati dengan belanja online?Â
Iya juga sih. Tapi untuk barang-barang tertentu, seperti baju, saya lebih suka beli langsung di tokonya. Karena saya bisa sekalian memperhatikan detail bajunya secara langsung, terutama bahannya. Apakah bahannya nyaman atau tidak. Saya butuh menyentuh barangnya terlebih dulu untuk mengetahuinya.Â
Saya tidak tahu bagaimana awal mulanya baju baru menjadi sebuah keharusan di setiap Lebaran. Karena setahu saya yang diajarkan dalam agama adalah "kenakan pakaian terbaikmu" bukan pakaian terbarumu. Dan pakaian terbaik itu tidak mesti baru.Â