Mohon tunggu...
Ida Lumangge S
Ida Lumangge S Mohon Tunggu... Buruh - IRT

Pemain!, Karena tak seorangpun dalam hidup ini yang jadi penonton.

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Rp 5000 Dapatnya Cuma Rawit Segenggam. Dampak dari Kenaikan BBM

18 November 2014   22:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:29 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pagi ini, tepatnya jam 05.00 Wib saya berbelanja ke pasar pagi dekat rumah kos. Dengan bermodalkan uang Rp,50.000 saya membeli kebutuhan dapur. Namun, sungguh diluar dugaanku harga harga kebutuhan dapur sudah naik. Padahal baru beberapa  jam setelah Presiden Jokowi mengumumkan kenaikan harga BBM. Alhasil saya harus menyiasati bagaimana caranya agar lembaran 50 ribuan tersebut mampu membeli kebutuhan paling tidak untuk 2 hari. Jadilah saya membeli ayam ½ kg dengan harga Rp,18.000 dan ikan tongkol segar ½ kg dengan harga Rp,12.500. Sisa uang Rp,19.500. Tiba dibagian penjualan bumbu bumbu masak, saya minta cabe rawit merah Rp,5000. Astaga…penjualnya keterlaluan deh!. Masa cuma ngasih segenggam. Padahal dua hari sebelumnya dengan uang Rp,5000 saya di kasih 1 ons. Protes ke penjual, lalu jawabnya “BBM naik bu, jadi harga harga kebutuhan bahan makanan ikutan naik juga”.

Jawaban seperti ini sudah merupakan hal biasa bagi masyarakat. Dikala BBM naik maka beramai ramailah para pedagang menaikkan harga barangnya. Padahal seharusnya untuk perhari ini saja harga harga belum berimbas dari naiknya harga BBM. Karena saya yakin, barang/bahan yang ada, sudah diangkut atau dikirim paling tidak dua hari sebelumnya. Tapi apa boleh buat ulah nakal para pedagang saat menaikkan harga sudah menjadi hal yang bisa diterima dikala isu BBM akan naik. Berharap suatu saat pemerintah bisa membuat peraturan bagi pedagang tentang saat yang tepat menaikkan harga.

Tidak munafik, harus kuakui bahwa kenaikan BBM akan membawa dampak dengan pengaturan keuangan saya. Jika dua hari sebelumnya budget belanja harian saya untuk sayur dan lauknya Rp,20.000, maka dengan naiknya harga harga saya harus menambah menjadi Rp,25.000/hari.  Penambahan Rp,5000 jika dikalihkan 30 hari sama dengan Rp,150.000. Itu baru untuk keperluan belanja dapur, belum dampaknya terhadap transportasi dll. Lalu dari mana uang tambahan ini akan saya peroleh? Ya pastinya dari gaji yang seharusnya untuk tabungan ataupun yang seharusnya untuk keperluan lain. Kemungkinan besar nilai uang yang akan ditabung akan sedikit mengerucut. Demikian juga keperluan akan kebutuhan sekunder dan lux harus mulai dipangkas.

Lalu perlukah aku ikut ikutan demo?, Ikut - ikutan posting status di medsos tentang kekecewaan terhadap Presiden Jokowi?, Ngetwit atau sharing artikel artikel hasutan yang tidak mengedukasi?. Oh..no!. Hal itu hanya buang buang waktu saya saja. Saat ini yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya agar lebih kreatif dalam mencari tambahan penghasilan. Atau paling tidak, dengan jumlah uang belanja yang sama Rp,20.000 saya tetap bisa mengolah dan menikmati makanan bergizi.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun