Jenggala, Tanjung, KLU -- Dalam upaya memperkuat perlindungan anak dari berbagai bentuk kekerasan, sosialisasi yang digelar pada Kamis (10/07/2025) di aula Kantor Desa Jenggala oleh mahasiswa Kuliah Kerja Partisipatif (KKP) UIN Mataram menekankan pentingnya peran aktif orang tua dalam mengenali tanda-tanda kekerasan serta membangun komunikasi efektif dengan anak. Perubahan fisik, perilaku, dan rutinitas anak menjadi indikator utama yang harus diperhatikan secara saksama oleh orang tua sebagai langkah awal pencegahan kekerasan.Â
Â
Indikasi Perubahan Fisik dan Psikologis Anak yang Wajib Diwaspadai
Sosialisasi menggaris bawahi bahwa luka atau memar yang muncul secara tiba-tiba pada anak tidak boleh diabaikan. Selain itu, perubahan sikap anak dari yang biasanya ceria menjadi murung, menarik diri, atau bahkan menunjukkan perilaku agresif merupakan sinyal penting yang mengindikasikan adanya masalah serius, termasuk potensi kekerasan fisik maupun psikis.
"jika anak telah menunjukkan perubahan fisik dan psikologis orang tua perlu mencari tahu dari teman terdekat atau orang terdekat terkait masalah atau problem yang dialami oleh anaknya," jelas Hartiningsih Rukmayanti, S.H .
Lebih jauh, pemahaman orang tua terhadap kalender harian anak, termasuk siklus menstruasi bagi anak perempuan, menjadi bagian integral dalam pengawasan yang komprehensif. Hal ini membantu orang tua mengenali pola dan perubahan mencurigakan dalam aktivitas anak sehari-hari.
Â
Membangun Komunikasi Terbuka dan Membangun Rasa Percaya
Kunci utama dalam mendeteksi dan mencegah kekerasan adalah komunikasi yang terbuka dan penuh empati antara orang tua dan anak. Sosialisasi menekankan pentingnya membangun rasa percaya agar anak merasa aman dan nyaman untuk berbagi pengalaman dan perasaannya tanpa rasa takut atau tekanan.
"jika dari awal orang tua sudah membangun komunikasi yang baik dengan anak, komunikasi dua arah antara orang tua dan anak maka kedepannya anak akan mulai  merasa nyaman dengan ibu dan bapaknya. maka dari itu orang tua harus bertanya dengan lembut, tidak marah-marah kepada anaknya karena hal tersebut dapat menyebabkan anak segan untuk bercerita dan berbicara," tambah Hartiningsih Rukmayanti, S.H.
Orang tua juga dianjurkan untuk memahami bahasa non-verbal anak, seperti gambar dan tulisan, yang sering menjadi media ekspresi perasaan anak yang sulit diungkapkan secara verbal.