Hallo...
namaku Caca aku akan menceritakan tentang
" cinta yang terhalang oleh agama "
Malam semakin larut ditambah lagu melodi yang ku dengar dari rumah temanku, Bagas. Ditemani secangkir kopi Capuchino favoritku. Pukul 22.00 Tepat aku dikamar masih mengerjakan tugas perkuliahan. Tiba-tiba ada bunyi ketukan kaca dikamar ku, aku sangat takut kalau yang melakukan itu orang jahat yang ingin menyakitiku hingga aku memberanikan diri untuk mengecek siapa yang mengetuk kaca kamar ku malam-malam. Ternyata orang itu adalah Bagas, dia adalah teman ku yang belum lama ku kenal dikelas, dia sudah seperti saudara kandung ku. Aku dan Bagas selalu pulang bareng dan mengerjakan tugas bersama. Keakraban ku bersama Bagas dimulai ketika kami satu kelompok tugas b.indonesia yang anggotanya terdiri dari 2 orang laki-laki dan perempuan.
Saat jam pelajaran b. Indonesia selesai Aku awalnya menegur Bagas untuk menanyakan kapan untuk mengerjakan tugas b. Indonesia dan kami sepakat besok Kami mengerjakan tugasnya. Sebelumnya aku belum tau kalau rumah Bagas disamping rumahku, waktu aku keluar rumah tiba-tiba aku melihat Bagas yang sedang duduk di teras rumah dan akhirnya kami berbincang-bincang hingga tidak terasa sudah mau menuju magrib akhirnya aku berpamitan untuk pulang ke rumah. Pagi telah tiba aku bersiap-siap untuk pergi ke kampus, saat aku keluar rumah aku bertemu dengan Bagas, dia memberi tumpangan kepada ku
      " Good morning Caca, ayo bareng bersamaku pergi ke kampusnya" ucap Bagas
      "Morning Bagas, emangnya gapapa kalau aku pergi ke kampus bersama kamu"
      "ya gapapa lah ayo nanti kita telat"
akhirnya aku naik motor bersama Bagas. Selama diperjalanan kita berbincang-bincang tentang pelajaran untuk uts, tentang kucing peliharaan Bagas, tentang jajanan enak deket kampus. Tidak terasa kami sudah sampai di kampus
       "makasih ya udah ngajak aku pergi kampus bareng"
       "iya, nanti pulang kampus bareng aku aja ya kan rumah kita tetanggaan sekalian nanti kita kerjain tugas kelompok"
       "iya" sambil aku mengangguk kepala.
Kami menuju ke kelas selama diperjalanan menuju kelas banyak wanita yang melirik ketampanan Bagas, wanita itu sambil berbisik-bisik ke teman di sampingnya
       "eh eh liat deh cowo itu ganteng banget apa aku ajak kenalan ya"
       "tapi disampingnya kan ada cewe mungkin cewe itu pacarnya" ucap teman disampingnya
saat wanita itu ingin mendekati Bagas, Bagas langsung menarik tangan aku dan bergegas pergi,
saat Bagas megandeng tanganku jantungku berdebar
       "kamu kenapa pergi kan tadi wanita itu mau kenalan sama kamu"
       "tidak apa udah tidak usah dibahas ayo nanti kita telat masuk ke kelasnya".
Jam istirahat pun tiba kami pergi ke kantin bersama, aku bersama teman-temanku dan Bagas bersama teman-temannya. Saat aku antre makan ada ibu kantin yang membawa minuman dan minuman itu jatuh ke hadapanku akhirnya membuat bajuku basah
       "maaf ya neng ibu buat baju neng basah tangan ibu licin makanya jadi tumpah minumannya sekali lagi maafin ibu ya neng" ucap ibu penjaga kantin
       "iya ibu tidak apa lain kali hati-hati ya bu"
       "iya neng ibu permisi ke dapur dulu"
Bagas menghampiriku dan memberi aku jaket
      "ini pake jaket ku untuk menutupi baju kamu yang basah"
      "terima kasih ya udah meminjamkan aku jaket nanti kalau bajuku sudah kering aku balikan jaketnya ke kamu"
      "nanti saja balikan jaketnya rumah kita kan tetanggaan" ucap Bagas sambil tersenyum manis
      "oh iya nanti kita kerjain tugas dimana" ucap Bagas
      "nanti kita kerjain tugas di restoran dekat kampus aja"
      "okay baik lah".
Aku dan teman-temanku pergi ke perpustakaan untuk mencari buku yang ditugaskan ibu dosen, kami semua saling membantu mencarikan buku yang diinginkan dan kami bekerja sama merangkum materi untuk uts.
Kebetulan siang ini aku sudah menjadwalkan untuk mengerjakan tugas direstoran bersama Bagas, kami ber dua membagi tugas untuk mencari materinya, saat aku sedang jalan arah pintu keluar perpustakaan ada suara teriakan dari arah belakang saat aku menoleh kebelakang suara itu berasal dari Bagas.
      "Cacaa"
      "Ca ayo kita kerjain tugas aku udah menemukan materinya, kamu udah menemukan materi nya belum?"
      "ayo kita kerjain aku udah menemukan materi tadi bareng sama temen-temen".
Aku dan Bagas berjalan ke arah parkiran motor, sudah sampai di motor Bagas memakaikan helm di kepalaku, lagi-lagi jantung aku berdebar dan wajahku memerah
       "kenapa wajah kamu merah"
       "umm umm ini cuaca nya panas jadi merah wajah aku"
selama di jalan aku hanya terdiam tidak bicara satu katapun
       "kenapa ca ko diam"
       "oh gapapa ayo bawa motor nya lebih cepat biar kita tugasnya cepat selesai"
Sesampai direstoran aku masuk terlebih  dahulu untuk memesan makanan dan mencari tempat duduk sedangkan Bagas dia sedang mencari parkiran motor
         "ca kamu masuk terlebih dahulu nanti aku menyusul aku mau cari parkiran dulu"
         "oh okay aku tunggu di dalam ya"
akhirnya Bagas menghampiri tempat duduk
     "maaf ya kamu nunggu sendiri aku pesen makan dulu ya sekalian beli rokok"
      " aku sudah pesankan kamu makan dan tidak usah membeli roko karena diRestoran ini dilarang meroko lagian roko kan ga baik buat kesehatan kamu ".
      "iya iya cerewet deh kamu"
Lalu aku mulai membuka Laptop ku dan kuperlihatkan tugas yang tadi ku temukan ke Bagas, Bagas membuka laptop nya juga sambil bercerita tentang kegiatan nya hari ini. Dia orang yang lumayan sibuk. Dia mengikuti banyak organisasi seperti basket,himpunan mahasiswa jurusan, organisasi musik
      " kamu ada kesulitan dalam menangani tugas ini tidak kalau ada yang tidak kamu pahami tanya sama aku ya"
      "iya nanti kalau ada yang tidak aku pahami nanti tanya kamu".
Aku dan Bagas juga bercerita-cerita hal lain selain organisasi. Aku sangat nyaman sekali berada di dekat dia karna pemikiran dia yang dewasa, lucu, baik, selalu ada buat aku, selalu menjagaku dalam hal apapun.
Azan Asar pun berkumandang aku mengajak Bagas untuk melaksanakan salat tetapi setiap aku mengajak salat dia selalu alasan  bilang nanti.
       " Bagas yu shalat nanti kita lanjut cerita lagi"
       " umm.. iya kamu duluan saja nanti aku menyusul"
Aku curiga kenapa Bagas tidak pernah solat  aku sudah pernah bertanya tentang agama dia tapi tidak ada jawaban, setiap malam aku selalu memikirkan Bagas dan tersenyum mengingat kejadian yang Bagas lakukan ke pada ku, dia selalu menolongku, selalu jahil kepadaku, sepertinya aku suka sama Bagas. Esok siangnya aku pergi ke rumah Bagas untuk membalikkan jaket yang Bagas pinjamkan kepadaku
        "permisi assalamualaikum Bagas Bagass"
        "iyaa, eh caca ada apa ca?" sambil menggendong kucing peliharaan dia
        "ihh lucu banget sii kucing kamu"
        "namanya siapa?"
        "namanya embul"
      "aku boleh gendong kucing kamu ga?"
         "boleh ko"
         "oh iya ini jaket kamu aku balikan"
aku menggendong kucingnya tiba-tiba kucingnya lari masuk kedalam rumah
         "yahh kucingnya masuk"
         "haha kamu mau masuk liat embul ayo masuk rumah aku"
         "boleh aku masuk?"
         "boleh ayo ada mamaku ko di dalam".
Baru masuk rumah sudah terpajang bingkai foto keluarga Bagas, ternyata Bagas memiliki kaka perempuan dan ruangannya wangi sekali dengan banyak hiasan-hiasan bunga dan foto tapi yang membuat aku terkejut ada hiasan foto tuhan kristus dan patung salib di meja. Tiba-tiba mama Bagas turun dari tangga
          "ada siapa dik" ucap mama Bagas
          "ada teman adik ma, sini ma"
          "salam tante, aku caca temannya Bagas" ucap aku sambil tersenyum
          "oh kamu yang nama nya caca Bagas suka cerita loh tentang kamu ke tante"
          "mamaaa" ucap Bagas sambil tersipu malu
          "haha kenapa si dik, yang sudah  sana kamu ajak caca main sama mbul"
          "iya ma".
Aku dan Bagas pergi ke taman belakang sambil main sama mbul dan anak-anak kucing lainnya, aku ingin bertanya tentang ucapan mama Bagas tadi tapi aku sedang mencari suasana untuk bicara
         "umm Bagas, kamu suka cerita tentang aku ke mama kamu ya"
         "iya hehehe"
         "aku boleh bicara sesuatu ga ke kamu? "
         "boleh, mau bicara apa?"
         "aku suka sama kamu, kamu suka sama aku ga?"
         "aku suka sama kamu, tapi kita tidak bisa pacaran karena kita beda keyakinan"
         "umm aku sedih, aku ga bisa punya hubungan lebih sama kamu, kamu ga bisa jadi orang spesial aku karna keyakinan kita berbeda, aku minta maaf punya rasa suka sama kamu"
         "tidak apa, aku juga minta maaf karna aku punya rasa sama kamu, tapi kamu masih mau berteman kan sama aku?"
         "iyaa iya pasti kamu tetap menjadi teman aku yang spesial" ucap Bagas sambil tersenyum.
 Akhirnya aku dan Bagas berteman baik sampai kita lulus kuliah dan Bagas menikah dengan wanita pilihan dia.
