SEMARANG -- Upaya pencegahan stunting terus digencarkan di berbagai daerah, termasuk di Kabupaten Semarang. Masalah ini masih menjadi salah satu tantangan besar pembangunan kesehatan nasional. Data BKKBN 2024 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia masih berada pada angka 21,6%, jauh dari target pemerintah sebesar 14% pada tahun 2025.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap isu tersebut, Luluk Budiana, mahasiswa Pendidikan Biologi Universitas Negeri Semarang (UNNES), menghadirkan inovasi edukasi berupa Buku Saku "Indonesia Bebas Stunting". Karya ini merupakan luaran program KKN Giat 12 UNNES yang dilaksanakan di Desa Tanjung, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
Buku saku ini berisi informasi penting seputar stunting: mulai dari definisi, penyebab, dampak, hingga strategi pencegahan. Selain itu, terdapat pula menu makanan bergizi untuk anak, panduan piring sehat ibu hamil dan menyusui, hingga informasi seputar kegiatan pemerintah dalam penanggulangan stunting.
"Melalui buku saku ini, saya ingin masyarakat lebih mudah memahami apa itu stunting, bagaimana dampaknya, dan apa yang bisa dilakukan untuk mencegahnya. Informasi ini dikemas sederhana dan ringkas agar bisa dipakai kader posyandu, guru, maupun orang tua di rumah." Ungkap  Luluk Budiana, penyusun buku saku tersebut.
Buku ini juga dilengkapi poster stunting sebagai media visual tambahan, yang semakin memudahkan masyarakat dalam mengenali tanda-tanda stunting serta cara pencegahannya.
Buku Saku "Indonesia Bebas Stunting" diserahkan langsung kepada Kepala Desa Tanjung beserta perangkat desa. Penyerahan berlangsung khidmat dan mendapat apresiasi penuh dari masyarakat setempat.
"Kami sangat berterima kasih atas karya ini. Buku saku stunting ini bisa digunakan kader posyandu untuk memberikan edukasi lebih luas kepada masyarakat. Materinya jelas, ringkas, dan mudah dipahami," ungkap Siswanto, Kepala Desa Tanjung.
Sebagai bentuk penghargaan, mahasiswa juga menerima sertifikat kontribusi KKN UNNES Giat 12, yang menandai selesainya pengabdian sekaligus keberhasilan dalam menghasilkan produk nyata bagi desa.
Program ini sesuai dengan anjuran Pusat Pengembangan KKN UNNES, yang mewajibkan setiap mahasiswa menghasilkan minimal satu produk luaran. Produk bisa berupa modul, buku, poster, atau media edukasi lainnya yang dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.