Mohon tunggu...
Lukman Karnendi
Lukman Karnendi Mohon Tunggu... Konsultan - Social Educator

Jika ada yang harus saya kerjakan, akan segera saya selesaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perlunya Sosial Parenting bagi Orangtua pada Generasi Milenial

15 September 2019   06:00 Diperbarui: 15 September 2019   06:06 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: http://wiredmummy.com/

Social Parenting atau yang bisa disebut juga sebagai Kontrol sosial dalam bahasa Indonesia bahkan juga bisa dikatakan sebagai Pengendalian sosial yang merupakan suatu mekanisme atau cara untuk mencegah terjadinya penyimpangan sosial serta serta suatu usaha untuk mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai dengan nilai dan norma kebaikan yang berlaku dan diharapkan dengan adanya kontrol sosial mampu meluruskan dari setiap perkara-perkara yang tidak baik atau menyimpang.

Di era milenial saat ini kenapa kontrol sosial harus perlu dilakukan ? dari pertanyaan inilah muncul alasan atau latarbelakang bahwa konrol sosial itu merupakan suatu hal yang penting yang perlu dikaji dan dibahas seperti apa, terlebih khususnya kontrol sosial yang dilakukan pada tahap awal yakni kontrol sosial yang dilakukan oleh orang tua.

Karena sebagai orang tua yang pertama adalah mereka memiliki sebuah kewajiban yang harus mereka terus jalankan dan terus mereka lakukan untuk senantiasa melakukan konrol sosial atas apa yang diperbuat oleh anak-anaknya. Sebagai bukti kasih saying orang tua kepada anaknya ialah dengan adanya tindakan orang tua yang terus mengontrol setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak-anaknya. 

Sekalipun dengan memiliki rasa khawatir yang dialamatkan kepada anaknya, namun hal itu akan sangat bisa membuat si anak menjadi tebih terkontrol dan terkendali aktivitasnya sesuai dengan jenjangnya. 

Hal ini adalah hal yang posistif yang dilakukan oleh orang tua kepada anaknya agar si anak tidak menjadi anak yang liar sejak dari masa kanak-kanaknya hingga si anak menjadi dewasa dengan menjadi orang yang baik sesuai dengan norma dan nilai yang baik.

Yang kedua, sebagai orang tua tentu senantiasa menginginkan anaknya pasti ingin menjadi lebih baik dari orang tuanya, misalnya dalam menjalani pendidikannya dan kelak menjalani masa depanya yang lebih baik. Oleh karena itu, apa yang harus dilakukan oleh orang tua pun tentu harus dengan cara-cara dan langkah-langkah yang baik pula. 

Karena akan sangat tidak mungkin ketika orang tua mengharapkan anaknya menjadi sosok yang baik dan dapat diteladani kebaikanya kalau si anak tersebut dididik dengan cara-cara atau langkah-langkah yang tidak baik, seperti halnya mengajarkan si anak untuk beretika yang tidak baik, diajarkan untuk memiliki sifat yang sombong, diajarkan untuk mencuri, dan lain sebagainya. 

Kalau terjadi demikian maka yang akan terbentuk pada diri seorang anak ialah bukan keteladanan yang baik melainkan terbentuk menjadi diri yang tidak baik.

Namun sangat disayangkan, diera milenial saat ini justru peran dari orang tua tersebutlah yang menjadi sorotan karena tidak sedikit saat ini yang justru membuat seorang anak itu manjadi tidak terbentuk menjadi pribadi yang baik karena disebabkan oleh peranan dari orang tua yang tidak baik pula. 

Bayangkan saja berapa jumlah anak-anak saat ini yang mengalami dengan apa yang disebut Broken Home. Tentu tidak sedikit yang bisa kita jumpai didalam masyarakat masalah-masalah yang demikian.

Hal-hal seperti diatas itu terjadi bisa saja disebabkan dengan adanya pemicu-pemicu atau faktor-faktor yang membuat peranan orang tua ini menjadi rapuh dan tidak dapat dilakukan dengan maksimal atau bahkan bisa membuat orang tua tersebut benar-benar lepas konrol sosial kepada anaknya.

Kalau kita mengkaji dengan mencari fakta-fakta sosial yang bisa menyebabkan rapuhnya peranan orang tua kepada anaknya pada saat ini adalah akan kita temui, pertama adalah meningkatnya kesibukan-kesibukan orang tua. Hal ini tentu bisa menjadi faktor yang berpengaruh sangat besar bagi keberlangsungan jalanya pendidikan dalam keluarga, terutama peranan tersebut adalah yang dilakukan oleh seorang ibu. 

Maka kita temui juga istilah wanita karir, ini bisa manjadi sebuah masalah dimana ketika sosok seorang ibu yang hakekatnya adalah sebagai pengurus rumah tangga dan memiliki peranan penting juga bagi keberlangsungan pendidikan seorang anak dalam keluarga. 

Karna bukan tidak mungkin seorang wanita karir tersebut sangat sibuk akan pekerjaanya sementara kewajiban dia untuk mendidik anaknya itu menjadi terabaikan dan tidak terkontrol walaupun seorang wanita karir tersebut menyewa baby sister atau seorang pembantu misalnya, tentu akan ada hal yang menjadi beda karena ikatan batin seorang ibu kepada anaknyalah yang bisa berpengaruh besar secara psikis.

Kedua, tidak dapat dipungkiri juga sebagai seorang ayah itu harus juga bisa mendidik dan melakukan kontrol sosial kepada anaknya memberikan pengayoman dan penanaman karakternya. 

Jangan sampai kedua orang tua tersebut sama-sama sibuk dalam kesibukan karirnya masing-masing dan membuat anaknya menjadi seakan aka terasingkan dan kurang mendapatkan pengembangan pendidikannya dan penanaman karakternya.

Ketiga, di era milenial ini sangat penting bagi orang tua melakukan pengontrolan pada aktivitas-aktivitas seorang anak melalui gadgetnya. Sangat tidak pungkiri juga seorang anak terlihat baik dihadapan orang tuanya sehingga orang tua memiliki asumsi bahwa anaknya sudah berlaku baik dalam setiap aktivitas yang dilakukanya. 

Padahal dengan adanya perkembangan teknologi saat ini, bisa saja seorang anak terlihat baik dihadapan orang tuanya namun sangat berbanding terbalik dengan asumsi dari orang tuanya tersebut, seperti halnya apa yang dilakukan dengan gadget di dunia maya misalnya. 

Sehingga ada sebuah kasus yang membuat orang tua tibia-tiba kaget mendengar anaknya ditangkap aparat karna berkecimpung dalam pesta narkoba misalnya. Nah, kejadian seperti ini itu bisa saja disebabkan oleh pertemananya didalam dunia maya. Yang tidak terkontrol atau diketahui oleh orang tuanya.

Mungkin itulah beberapa hal yang menjadi penting bagi kita untuk diketahui dan dicermati untuk kemudian bisa lebih meningkatkan kontrol sosialnya terhadap seorang anak. Karna begitu penting seorang anak untuk dibentuk kepribadiannya sesuai dengan apa yang diharapkan menjadi pribadi yang baik. 

Bahkan kita meyakini bahwa didalam agama pastilah diajarkan bagaimana kemudian kita bisa melakukan kontrol sosial yang baik agar terbentuk pribadi-pribadi yang baik yang ternatam dalam hati kita. 

Dan begitu pula seorang anak merupakan asset masa depan bagi bangsa yang tentunya mereka akan menjadi para pemimpin dan pembangun peradaban dimasa yang akan datang sekaligus penerus keturunan didalam sebuah keluarga yang berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun