Mohon tunggu...
Lukman Hamarong
Lukman Hamarong Mohon Tunggu... Penulis - Mengalir Seperti Air......

Aparatur Pemerintah

Selanjutnya

Tutup

Makassar

Semarak Kemerdekaan di Bumi La Maranginang

16 Agustus 2023   11:46 Diperbarui: 16 Agustus 2023   11:54 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Disporapar Luwu Utara

Badan orang bisa dirantai, tetapi samangat merdeka tidak dapat diikat. Kutipan mutiara Mohammad Hatta, Wakil Presiden pertama Republik Indonesia, ini makin menguatkan keyakinan kita bersama bahwa dalam mengisi kemerdekaan itu harus dengan semangat juang yang menyala dan menggelora. Sekaligus mempertegas bahwa bangsa Indonesia bukan bangsa penakut dan pemalas, yang hanya mau menerima kemerdekaan dari pemberian bangsa lain.Jika para pendahulu bangsa ini merebut kemerdekaan dari tangan penjajah dengan kekuatan senjata bambu runcing, maka kita yang tengah menikmati manisnya kemerdekaan yang dahulu diperjuangkan dengan darah dan air mata, wajib mengisinya dengan semangat nasionalisme yang begitu tinggi. Tak bisa hanya dengan diam tanpa melakukan apa-apa, karena kemerdekaan direbut dengan gerakan maju bersama, serentak mengusir kaum penindas dan penjajah.

Memasuki tahun politik, semangat kemerdekaan makin menjadi riuh, renyah dan gurih. Jelas sangat terasa, karena semua orang ingin terlibat aktif memeriahkan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia tanpa melihat latar belakang pendidikannya, serta tanpa mengulik strata sosialnya. Buktinya, sepanjang Agustus 2023, berbagai atraksi yang dilandasi semangat perjuangan dalam mengisi kemerdekaan menjadi kegiatan yang wajib disaksikan.

Hal ini menandakan bahwa semangat kemerdekaan yang disebutkan oleh Mohammad Hatta memang tak dapat diikat dan disekat sama sekali. Semangat itu harus dibiarkan terus mengalir membawa optimisme, tumbuh subur memberikan kenyamanan, dan terus menyala menerangi semesta agar rasa nasionalisme kita tidak tergerus oleh kerasnya kehidupan. Karena dengan semangat pula, rasa nasionalisme itu akan tumbuh bak jamur di musim penghujan.

Semarak kemerdekaan itu terlihat jelas di Kabupaten Luwu Utara. Daerah berjuluk Bumi La Maranginang ini kini berubah menjadi arena panggung perjuangan, tetapi bukan perjuangan melawan penjajah, melainkan perjuangan menjadi yang terbaik dalam setiap kegiatan lomba yang diadakan. Di Luwu Utara, rasa nasionalisme itu tumbuh subur di dada setiap insani yang berjiwa patriot. Tak hanya tumbuh, tetapi juga mekar mewangi. Bahkan indah memesona.

Pemerintah kabupaten, kecamatan dan desa, semuanya menyalakan semangat kemerdekaan melalui berbagai kegiatan, dengan melibatkan partisipasi aktif masyarakat dalam memaknai kemerdekaan yang telah dinikmati selama 78 tahun. Pemerintah dan masyarakat bersatu dalam bingkai kebersamaan. Mereka menyatu dalam keberagaman, meninggalkan segala perbedaan, serta bersama-sama menikmati indahnya kemerdekaan dengan semangat jiwa patriotisme.

Semarak kemeriahan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia menjadi momentum persatuan di tengah perbedaan warna, pandangan dan pilihan politik. Berbagai kegiatan positif, baik yang bersifat seremonial, seni dan olahraga, harus dijadikan sebagai momentum terbaik untuk memaknai kemerdekaan. Bahwa kemerdekaan yang telah diproklamirkan oleh The Founding Father adalah wujud terbebasnya bangsa ini dari segala bentuk penindasan dan penjajahan.

Saat ini, Pemda Kabupaten Luwu Utara tengah melangsungkan 26 kegiatan lomba dalam rangka menyambut HUT Ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia. Di mana 26 lomba ini dilaksanakan oleh 26 perangkat daerah milik pemda. Masing-masing perangkat daerah menjadi penanggung jawab kegiatan lomba. Dari sini saja sudah membedakan pelaksanaan tahun-tahun kemarin. Di mana pada tahun kemarin, satu perangkat daerah yang menjadi penanggung jawab utama.

Perubahan tersebut tentu mengindikasikan bahwa Pemda Luwu Utara ingin agar kegiatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia dapat berlangsung lebih meriah dan semarak. Setiap kegiatan lomba tentunya harus memiliki value yang tidak hanya dilaksanakan sambil lalu, tetapi juga harus memiliki warna sebagai bagian dari upaya memaknai kemerdekan itu sendiri. Semua pegawai, baik ASN maupun non ASN, dan masyarakat menjadi pelakon utama dalam lomba.

 26 lomba itu adalah Sepeda Santai dan Sepeda Hias, Tenis, Kasti, Pengucapan Panca Prasetya KORPRI, Pembagian 20 Ribu Bendera Merah-Putih, Sepak Takraw, Tari Kreasi, Gerak Jalan Indah, Jalan Santai, Pameran Bonsai, Nyanyi Solo, Baca Puisi, Bola Voli, Senam Lansia, Tarik Tambang, Bulutangkis, Lomba Bakiak, Tenis Meja, Lomba Lari Karung/Sarung, Pameran UMKM, Kelompencapir, Lomba Masak Ragam Olahan Ikan, Lomba Kebersihan Antar-Perangkat Daerah, Catur, Lomba Engrang, serta Futsal.

Yang menarik, 26 lomba ini belum termasuk lomba-lomba yang diadakan di seluruh kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Luwu Utara, yang berjumlah 15 kecamatan, yaitu tiga di wilayah pegunungan, tiga di pesisir, dan sembilan di daratan. Saat ini, semua aktivitas di Kabupaten Luwu Utara didominasi oleh kegiatan lomba dalam rangka menyambut HUT Kemerdekaan. Luar biasa! Sebelumnya, tak pernah terlihat antusiasme yang begitu tinggi dari masyarakat kita.

Satu pembuktian yang menguatkan klaim antusiasme tersebut adalah pecahnya rekor jumlah warga yang mengikuti kegiatan jalan santai dan kirab merah-putih beberapa hari lalu. Di mana tidak kurang dari 50 ribu warga dari segenap elemen yang ada memadati jalan-jalan di kota Masamba dengan lambaian bendera merah-putih yang mengangkasa berkibar dengan gagah. Semoga semangat kemerdekaan ini dapat terulang di masa mendatang. Merdekaaaa! (LHr)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Makassar Selengkapnya
Lihat Makassar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun