MUTIARA SISWA DI PAGI HARI
Pagi hari dirutinitas sekolah, saya menyapa siswa yang memasuki pintu gerbang sekolah, bersalaman dan mendoakan untuk masa depan siswa, agar mampu meraih cita-citanya dan  menjadi anak yang shalih shalihah.
Di pagi hari itu pula, saya mencoba mengajak anak yang datang terlambat sekolah, untuk  bercerita tentang beberapa hal yang membuat terlambat. Sebelum siswa bercerita, saya menyampaikan kepadanya, bahwa dalam diri saya masih menyakini, siswa yang terlambat tidak ada dalam dirinya sebuah kesengajaan. Atau keinginan terlambat datang ke sekolah.
Dari obrolan dengan siswa yang terlambat. Saya mencoba untuk mengajak siswa tersebut menulis di kertas yang telah saya sediakan, dengan judul "Aku Bersujud di Kaki Ibu". Â
Dengan selembar kertas yang saya berikan, ia berusaha menuangkan tinta emasnya, mengenang jasa orang tuanya dan selalu berusaha untuk menjadi anak yang berbakti dan membahagiaan keduanya.
Setelah selesai menulis puisi, saya mencoba membacanya. Ternyata luar biasa puisi karyanya. Puisi spontanitas yang di tulis 15 menit, menunggu masuk kelas jam ke -2. Puisi yang mampu menyadarkan dan mengingatkan saya sebagai guru untuk terus berusaha menyanyangi dan membahagiaan kedua orang tua.
Membaca puisi karya siswa di pagi hari, menyemangati saya untuk selalu belajar dan terus belajar, walaupun bersama  para siswa, bukan dengan para mahasiswa maupun para pakar akademisi.
inilah sebuah puisi, yang mungkin dapat dikatakan mewakili para siswa di pagi hari yang tetap sayang terhadap kedua orang tuanya, terutama kepada ibu yang telah mengandung, melahirkan dan merawatnya.
AKU BERSUJUD DI KAKI IBU
Oleh : Putri Dewi
Ibu
Kaulah pelitaku
Penerang Malamku
Ibu
Malamku sepi tanpamu
Karena hadirmu semangatku