Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... Asisten Pribadi - Berbagi itu indah

Mahasiswa Ilmu Al-Quran dan Tafsir STAI Al Fithrah Sby

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Meluaskan Intelektualitas dan Mendalami Spiritualitas di Era Revolusi 4.0

28 Januari 2021   11:30 Diperbarui: 28 Januari 2021   12:28 966
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: medcom.id

Era revolusi 4.0 telah memberikan suatu perubahan terhadap semua bidang kehidupan. Perubahan tersebut memiliki skala, ruang lingkup dan kompleksitas yang sangat luas baik dari segi ideologi, politik, ekonomi maupun pendidikan. Faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan ini ialah teknologi informasi dan komunikasi yang pasti memiliki dampak positif dan negatif.

Seperti yang kita ketahui telah banyak penyebaran hoax, berita-berita yang dapat memberikan mudharat pada orang lain, ujaran kebencian, saling mencaci satu sama lain atau penggunaan medsos yang berlebihan hingga menghiraukan suatu kewajiban.

Oleh sebab itu, fenomena ini sangat perlu diperhatikan oleh masyarakat, terutama oleh seorang pelajar. Selain harus meluaskan intelektualitasnya yang tujuan utamanya adalah untuk meluaskan pengetahuan sebagai bekal kehidupan. Dengan begitu, ia dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah dari informasi yang di dapat, juga perlu mendalami spiritualitas sebagai benteng untuk kemurnian jiwa dan hati.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia intelektual memiliki arti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Sehingga, yang dimaksud dengan "Meluaskan Intelektualitas" di sini yaitu terus belajar untuk meningkatkan pengetahuan dengan mengikuti perkembangan zaman (kecerdasan intelektual). Sementara maksud dari "Spiritual" sendiri yaitu berhubungan dengan rohani dan batin. Maksud dari "Mendalami Spiritualitas" yaitu mendekatkan diri kepada Allah dengan cara meningkatkan amal ibadah kepada-Nya sebagai bekal akhirat (kecerdasan spiritual).

Kedua-duanya memiliki perbedaan yang sangat signifikan, dimana intelektual lebih mengarah pada perbuatan fisik sementara spiritual lebih mengarah pada kegiatan ruh atau batin. Namun, kedua-duanya memiliki tujuan yang sama yaitu mencari dan mewujudkan kebenaran.

Hubungan antara Kecerdasan Intelektual dan Kecerdasan Spiritual

Jika ditelisik lebih dalam, sebenarnya manusia telah memiliki fitrah ilahiah yakni suatu kesanggupan untuk menerima dan menjalankan prinsip-prinsip tauhid di muka bumi, sebagaimana dalam Surat al-A'raf ayat 172:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman) 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab, 'Betul Engkau Tuhan kami, kami bersaksi.' Kami (Allah) lakukan demikian itu agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan 'Sesungguhnya ketika itu Kami lengah terhadap ini'" (Q.S. al-A'raf [7]: 172)

Sehingga, dari penjelasan ini kita mengetahui bahwa keadaan spiritual tidak terletak pada alam fisik, melainkan alam metafisik (tidak kelihatan/batin) dan melalui ayat tadi Al-Qur'an menyatakan bahwa kecerdasan spiritual (SQ) sudah ada dalam diri manusia sejak ia berada di alam Rahim. Oleh karenanya, seorang hamba yang dikontrol oleh hawa nafsu akan sulit untuk mewujudkan kecerdasan spiritualnya.

Sehingga, adanya kecerdasan intelektual (IQ) dapat dijadikan sebagai alat untuk mengimplementasikan ajaran-ajaran tauhid. Dengan begitu dapat kita pahami bahwa sumber kecerdasan spiritual adalah tatanan ilahiah sementara sumber kecerdasan intelektual adalah akal manusia. Misalanya, Allah swt memerintahkan kita untuk bertafakkur (berangan-angan) terhadap kekuasaannya di dunia:

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata) 'Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka" (Q.S Ali Imran [4]: 190-191).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun