Dan Taklukkanlah itu...
Oleh Lukas Sungkowo
Jika hutan tidak lagi mampu menghasilkan pohon-pohon
Sungai-sungai tidak lagi menjadi tempat hidup ikan-ikan
Dan sawah sawah tidak lagi mampu menghasilkan padi
Manusia baru sadar bahwa sesungguhnya uang tidak akan bisa dimakan (Daoed Joesoef)
Pesan Daoed Joesoef tersebut  sangat relevan untuk kita renungkan saat ini.  Saat manusia tidak lagi mampu mengendalikan diri dalam memanfaatkan alam semesta dan bertindak berlebihan sekedar untuk mendapatkan uang dan pemenuhan "keinginan diri"
Memaknai Firman "Taklukkanlah itu..."
Saat menciptakan manusia, Allah berfirman "Beranakcuculah dan bertambah banyaklah, penuhilah bumi dan taklukkanlah itu... (lih. Kej. 1: 28). Â Kata "taklukkan" berdasarkan KBBI memiliki arti menundukkan, atau mengalahkan. Â Dari kata tersebut tidak jarang kita mengambil simpulan keliru dalam memaknai firman tersebut, yaitu bahwa Allah seolah-olah membebaskan kita untuk memanfaatkan alam seturut kehendak kita, karena kita sudah berhasil mengalahkannya.Â
Inilah yang terjadi saat ini! Â Manusia memanfaatkan alam hanya demi pemenuhan "keinginan diri" tanpa sadar bahwa jika alam dieksploitasi secara berlebihan akan berdampak negatif bagi kehidupan manusia itu sendiri. Â Firman "Taklukkanlah" sesungguhnya merupakan perintah bagi manusia untuk menjaga, merawat, memanfaatkan dan melestarikan alam semesta. Â Dan jikapun manusia memanfaatkan alam, hendaknya menggunakan secara bijak, yaitu sesuai kebutuhan manusia.
15 Kibasan yang Menyelamatkan.
Menurut data KLHK, tahun 2019 -- 2020, deforestasi hutan di Indonesia mencapai 115.460 Hektare. Â Salah satu alasan terjadinya deforestasi hutan adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia akan kertas. Â Tidak bisa disangkal, saat ini penggunaan kertas memang masih cukup tinggi. Â Bahkan Indonesia menempati peringkat ke 11 dunia dalam memanfaatkan kertas sebagai sarana penunjang dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Â Namun tidak jarang, pemanfaatan kertas tersebut nampak berlebihan dan tidak ramah untuk bumi kita. Â