Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nuansa Kultural dalam Lebaran di Semarang

31 Maret 2025   12:55 Diperbarui: 31 Maret 2025   12:55 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimensi spiritual Lebaran di Semarang juga tampak dalam ritual unik. Di Masjid Agung Semarang, misalnya, sholat Idul Fitri digelar dengan prosesi khusus yang menggabungkan unsur tradisi Jawa dan ajaran Islam. 

Pembacaan doa menggunakan bahasa Jawa halus, para jamaah mengenakan pakaian tradisional, menciptakan momen spiritual yang kaya akan dimensi kultural.

Menariknya, di era digital saat ini, Lebaran di Semarang juga mengalami transformasi yang menarik. Media sosial dan teknologi komunikasi telah mengubah cara masyarakat mengekspresikan momen spiritual ini. 

Misalnya, komunitas pengusaha muda Semarang kerap menggunakan platform digital untuk mengirimkan ucapan lebaran dan berbagi momen kebersamaan secara virtual.

Tradisi saling memaafkan (halal bihalal) di Semarang memiliki karakteristik tersendiri. Di kawasan Kota Lama, misalnya, keturunan Arab, Tionghoa, dan Jawa akan berkumpul di rumah-rumah bersejarah. 

Mereka melakukan tradisi sungkeman dan saling meminta maaf, menghadirkan momen rekonsiliasi sosial yang mendalam. Secara sosiologis, Lebaran di Semarang adalah miniatur Indonesia. 

Perbedaan agama, etnis, dan status sosial tidak menjadi penghalang, melainkan justru menjadi kekuatan yang memperkaya ekosistem sosial, termasuk peristiwa Lebaran.

Kota-kota lain di Indonesia tentunya memiliki pengalaman kultural berbeda dalam merayakan hari raya Lebaran. 

Catatan umum ini mengungkapkan bahwa Lebaran bukanlah sekadar perayaan akhir Ramadan, melainkan representasi filosofis tentang kebangsaan Indonesia. 

Lebaran adalah momen di mana perbedaan tidak dipertentangkan, tetapi dirayakan; di mana keberagaman tidak memecah, melainkan mempersatukan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun