Libur tlah tiba, libur tlah tiba, hore... hore... hore...Â
Begitulah selarik lirik dari lagu anak-anak jadul. Lagu itu selalu terngiang dan seolah mengingatkan orang Jokja supaya menyadari kenyataan bahwa kota tempat dia tinggal adalah kota pariwisata, sehingga selalu macet di musim liburan. Malioboro yang lengang, seperti di gambar di atas hanya bisa dinikmati setelah jam 10.00 malam dengan lampu temaram atau di pagi jam 6-9an tanpa lampu tentunya.
Memang tidak bisa dibantah lagi bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota tujuan wisata favorit di Indonesia, terutama selama libur panjang seperti Nataru. Setiap tahunnya, jutaan wisatawan memadati destinasi klasik di dalam kota Yogyakarta, seperti Malioboro. Wisatawan juga tidak kurang informasi dengan memadati destinasi wisata di sekitar Yogyakarta, seperti Candi Borobudur dan Prambanan, Pantai Parangtritis, dan Kaliurang.
Sayangnya, lonjakan jumlah wisatawan ini kerap kali berdampak pada kemacetan parah di sejumlah titik di Kota Yogyakarta. Kemacetan yang terjadi umumnya disebabkan oleh volume kendaraan yang melebihi kapasitas jalan, ditambah lagi dengan banyaknya angkutan umum dan kendaraan pribadi yang parkir di sepanjang jalan.
Di hari-hari biasa, kerumunan kendaraan selalu di persimpangan jalan gegara diatur lampu lalu lintas. Tanpa lampu lalu lintas, jalanan makin semrawut. Seminggu sebelum libur Natal dan Tahun Baru alias Nataru, jalan lingkar atau ring road bagian Utara sudah macet panjang.Â
Bayangkan, siang hari bolong kendaraan berjejer memanjang dari lampu lalu lintas atau bangjo jalan Gejayan hingga ke hotel Lavayette di sebelah Baratnya. Kondisi macet dan udara panas ditambah dengan antrian 2-5 truk pasir melewati ring road untuk membangun jalan tol Jokja-Solo.
Itu baru gambaran jalan-jalan Yogya di pinggir kota. Suasana tambah hiruk-pikuk di jalan-jalan di tengah kota menuju wilayah Malioboro, Keraton, dan sekitarnya.
Delapan Strategi
Untuk mengantisipasi dan mengurangi kemacetan selama Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 mendatang, ada beberapa strategi cerdas agar bisa tetap menikmati liburan, tanpa terjebak kemacetan parah di Kota Gudeg ini.
Strategi pertama adalah memilih penginapan yang dekat dengan destinasi wisata utama atau transportasi umum, seperti halte bus Transjoga. Dengan lokasi penginapan strategis, wisatawan tak perlu tergantung pada kendaraan pribadi yang rawan terjebak macet. Kita bisa jalan kaki atau naik bus menuju destinasi.