Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

ASEAN Terdampak Perang Rusia dan Ukraina

22 Maret 2022   23:42 Diperbarui: 23 Maret 2022   04:29 2899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Negara-negara ASEAN.| Sumber: Reuters/Edgar Su via kontan.co.id

Dampak
Pertanyaannya adalah apa dan bagaimana dampak perang itu bagi ASEAN dan ke-10 negara anggotanya. Ada enam dampak perang itu terhadap ASEAN dan ke-10 negara anggotanya.

Dampak pertama adalah perbedaan sikap ke-10 negara di Asia Tenggara terhadap resolusi PBB. Sidang PBB menghasilkan enam negara anggota ASEAN setuju mengecam perang Rusia-Ukraina dan meminta Rusia menarik militernya dari wilayah Ukraina.

Ke-8 negara itu Yang setuju itu adalah Singapura, Indonesia, Myanmar, Brunei, Malaysia, Kamboja, Thailand, dan Filipina. Sedangkan, Vietnam dan Laos bersikap abstain.

Kedua, Singapura bersikap paling keras dalam mengecam Rusia. Negara tetangga Indonesia itu bahkan menutup operasi bank atau lembaga keuangan milik Rusia. Sikap ini tentu saja menarik karena mengungkapkan lebih kuatnya hubungan bilateral kedua negara ketimbang Rusia dengan negara-negara anggota ASEAN lainnya.

Dampak ketiga adalah sikap Myanmar yang berbeda antara di forum diplomatik dengan kenyataan di lapangan. Myanmar menyetujui resolusi PBB itu, tetapi sebelumnya pemimpin junta militer Jenderal Min Aung Hlaing telah menyatakan dukungan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Keempat adalah sikap Filipina yang belakangan menawarkan dukungan kepada AS. Presiden Duterte menyatakan akan menyediakan pangkalan militer bagi AS jika perang Rusia-Ukraina meluas ke Asia. Kenyataan ini beralasan mengingat protes Jepang terhadap provokasi Rusia di daerah perbatasan kedua negara.

Kelima, lima negara lain hanya sepakat di forum PBB. Indonesia, Malaysia, Vietnam, Brunei, dan Thailand tidak memberikan dukungan riil dalam bentuk sanksi ekonomi atau lainnya. Indonesia, misalnya, bahkan tetap mendapat kritik dari Duta Besar kedua negara di Jakarta.

Dampak terakhir adalah ASEAN melalui para menteri luar negerinya mendesak Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata. Pada pertemuan Menlu ASEAN, 3 Maret 2022, mereka juga meminta dialog perdamaian dilanjutkan. Yang menarik adalah penolakan ASEAN terhadap permintaan AS untuk bertemu.Ke-10 negara anggota ASEAN konon tidak sepakat, sehingga pertemuan itu batal. 

Meskipun mendapat kritik, batalnya pertemuan itu bisa dianggap sebagai salah satu bentuk penolakan ASEAN terhadap upaya memperluas dampak perang Rusia-Ukraina di kawasan ini. ASEAN tampaknya ingin tetap menjaga netralitasnya terhadap perang itu dan rivalitas kepentingan global AS-Rusia di kawasan ini.

Ke-6 dampak itu menggambarkan bahwa perang Rusia-Ukraina memiliki pengaruh di kawasan ini, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semakin dekat negara itu dengan AS atau Rusia, maka negara itu semakin dipaksa untuk menegaskan sikapnya secara lebih konkrit. Bagi AS, khususnya, dukungan sebuah negara terhadap resolusi PBB tidak cukup, tanpa tindakan nyata, seperti sanksi ekonomi.

Bagi ASEAN dan ke-10 negara anggotanya, perbedaan sikap di antara mereka terhadap isu-isu regional dan internasional menjadi sebuah dinamika manarik. Mereka semakin terbiasa memiliki sikap berbeda, seperti dalam sikap mereka terhadap LCS, China, dan Rusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun